Worldcoin Siapkan Orb Baru Meski Hadapi Masalah Privasi dan Etika
Seorang pengguna Orb tengah memindai iris mata. (Foto; Do. NoWorries News)

Bagikan:

JAKARTA - Worldcoin, perusahaan kripto yang didukung Sam Altman, CEO OpenAI, berencana untuk meluncurkan orb baru, yaitu perangkat pemindai mata yang digunakan untuk mengidentifikasi pengguna. Orb baru ini diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan pengguna, yang sebelumnya banyak mengkritik proyek Worldcoin karena dianggap mengeksploitasi data pribadi dan melanggar etika.

Worldcoin adalah sebuah protokol terbuka yang bertujuan untuk membangun jaringan identitas dan keuangan digital terbesar di dunia, yang memberikan akses dan kepemilikan kepada setiap orang. Worldcoin mengusung konsep World ID, yaitu sebuah sistem identitas global yang menjaga privasi pengguna melalui sebuah mekanisme yang disebut zero-knowledge proof.

Untuk mendapatkan World ID, pengguna harus memindai mata mereka dengan menggunakan orb, yang merupakan perangkat berbentuk bola berdiameter 30 cm yang dilengkapi dengan sensor multispektral. Pemindaian ini dimaksudkan untuk memverifikasi bahwa pengguna adalah manusia yang unik dan bukan bot atau algoritma AI. Sebagai imbalannya, pengguna akan mendapatkan token Worldcoin, yang merupakan mata uang digital yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti berpartisipasi dalam pemerintahan protokol, membayar biaya transaksi, atau mendukung inisiatif sosial.

Namun, sejak diluncurkan pada Juni 2023, Worldcoin telah menuai kontroversi dan kritik dari berbagai pihak. Salah satu kritik utama adalah terkait dengan privasi dan etika penggunaan data mata pengguna, yang dianggap sebagai salah satu informasi biometrik paling sensitif. Banyak yang khawatir bahwa data mata pengguna dapat disalahgunakan, dicuri, atau dijual oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Selain itu, Worldcoin juga dikritik karena fokusnya pada negara-negara berkembang, seperti India dan Kenya, selama periode uji coba. Beberapa orang menuduh Worldcoin sebagai proyek neokolonial yang memanfaatkan orang-orang miskin dengan menawarkan imbalan kecil untuk data pribadi mereka. Worldcoin juga sempat diperintahkan oleh Kantor Komisioner Perlindungan Data Kenya untuk menghentikan pengumpulan data karena diduga melanggar undang-undang perlindungan data negara tersebut.

Meskipun menghadapi kontroversi, Worldcoin tetap optimis dengan masa depannya. Worldcoin telah mendapatkan dukungan finansial dari investor ternama, seperti a16z dan Bain Capital Crypto, yang telah menanamkan modal sebesar $250 juta (Rp 3,95 triliun). Worldcoin juga mengklaim telah memiliki lebih dari 190.000 pengguna yang terdaftar dalam tujuh hari terakhir.

Untuk meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan pengguna, Worldcoin berencana untuk meluncurkan orb baru pada paruh pertama tahun 2024. Orb baru ini akan memiliki tampilan yang lebih ramah dan ergonomis, serta beberapa iterasi yang berbeda⁹. Worldcoin juga berjanji untuk menjaga privasi dan keamanan data pengguna, serta mengikuti regulasi setempat.

Dengan diluncurkannya orb baru, Worldcoin berharap dapat mengatasi kontroversi yang ada dan menarik lebih banyak pengguna. Worldcoin juga berambisi untuk menjadi protokol yang inklusif dan demokratis, yang memberikan akses dan kepemilikan kepada setiap orang di dunia. Apakah Worldcoin dapat mewujudkan visinya, atau hanya menjadi proyek yang gagal? Hanya waktu yang dapat menjawabnya.