Navalny Meninggal karena Sebab Alamiah, Kepala Intelijen Rusia Nilai Reaksi Barat Berlebihan dan Menjijikkan

JAKARTA - Kepala intelijen Rusia mengatakan pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny karena sebab alamiah, mengkritik reaksi berlebihan Barat sebagai hal menjijikkan.

Pernyataan Kepala Badan Intelijen Luar Negeri (SVR) Rusia Sergei Naryshkin itu dinilai sebagai upaya Kremlin untuk meredakan kemarahan internasional atas kematian musuh bebuyutan Presiden Vladimir Putin.

Berbicara dalam wawancara televisi, Naryshkin tidak menyebutkan kematian Navalny di koloni hukuman terpencil di Arktik atau memberikan rincian lainnya.

"Cepat atau lambat kehidupan berakhir dan orang-orang mati," ungkap Naryshkin, dikutip dari Politico 6 Maret.

"Navalny meninggal karena sebab alamiah," lanjutnya.

Lebih jauh Naryshkin mengatakan, dia menganggap reaksi berlebihan dari negara Barat terhadap kematian Navalny sebagai hal menjijikkan.

"Tentu saja cukup menjijikkan ketika tarian setan dilakukan di Barat di sekitar peti mati Navalny," katanya seperti dikutip dari Reuters.

"Ini tidak bermoral, rendah dan tidak etis. Apa lagi yang bisa dikatakan? Itu benar-benar bisa ditebak," kritiknya.

Diketahui, Navalny meninggal pada 16 Februari di Penal Colony No. 3 di Kota Kharp, Wilayah Yamalo-Nenets, sekitar 1.900 kilometer (1.200 mil) timur laut Moskow di mana ia menjalani hukuman 19 tahun atas tuduhan ekstremisme.

Pihak berwenang Rusia masih belum mengumumkan penyebab kematiannya pada usia 47 tahun, sementara banyak pemimpin Barat menyalahkan Presiden Putin, sebuah tuduhan yang dibantah dengan tegas oleh Kremlin.

Sedangkan ibunda Navalny, Lyudmila Navalnaya, telah menghabiskan waktu selama delapan hari untuk meminta pihak berwenang membebaskan jasad putranya karena para pejabat menyatakan bahwa mereka perlu melakukan tes post-mortem. Dia membuat video permohonan kepada Putin untuk mengizinkannya menguburkan putranya dengan bermartabat.

Navalny dimakamkan pada Hari Jumat di pinggiran Kota Moskow dalam pemakaman yang menarik ribuan pelayat, di tengah kehadiran banyak polisi. Tim Navalny mengatakan beberapa gereja di Moskow menolak mengadakan pemakaman.