Jelang Rilis Data Inflasi, Rupiah Kembali Berpotensi Melanjutkan Pelemahan

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat 1 Maret 2024 diperkirakan akan kembali bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis 29 Februari, Kurs rupiah spot di tutup turun 0,27 persen Rp15.715 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,17 persen ke level harga Rp15.719 per dolar AS.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan fokus saat ini tertuju pada data indeks harga PCE ukuran inflasi pilihan The Fed, yang akan dirilis hari ini.

Angka tersebut diperkirakan akan menegaskan kembali bahwa inflasi AS masih stabil di bulan Januari, terutama menyusul angka inflasi konsumen yang lebih tinggi dari perkiraan pada bulan tersebut.

Ibrahim menyampaikan angka tersebut juga muncul setelah pejabat Fed John Williams dan Raphael Bostic mengatakan bank sentral perlu melakukan lebih banyak upaya untuk mencapai inflasi guna memenuhi target bank sebesar 2 persen.

"Komentar mereka yang muncul setelah serangkaian peringatan serupa dari pejabat lain, menambah keraguan atas ekspektasi bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada awal tahun 2024," ucapnya dalam keteranganya dikutip Jumat 1 Maret.

Dari sisi internal, inflasi pada Februari 2024 diperkirakan meningkat, baik secara tahunan maupun dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Inflasi Februari 2024 diperkirakan akan mencapai 0,24 persen secara bulanan atau onth to month (mtm) atau 2,62 persen secara tahunan atau year on year (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang tercatat 0,04 persen (mtm) atau 2,57 persen (yoy).

Inflasi pada periode tersebut akan didorong oleh inflasi pada komponen inti dan harga bergejolak (volatile food).

Inflasi inti diperkirakan akan mencapai 1,7 persen (yoy), meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 1,68 persen (yoy).

Sementara itu, inflasi harga bergejolak akan dipengaruhi oleh kenaikan harga pangan kebutuhan pokok, diantaranya harga beras yang naik 3,8 persen (mtm), cabai merah 11,3 persen (mtm), telur 1,7 persen (mtm), daging ayam 0,7 persen (mtm), dan minyak goreng 0,6 persen (mtm).

Sedangkan sebagian komoditas pangan terutama beras masih dipengaruhi oleh fenomena El Nino, yang mengurangi pasokan pangan dalam negeri selama periode akhir menjelang musim panen.

Selain itu, menurutnya kebijakan impor juga agak terhambat oleh beberapa negara produsen beras lainnya yang menerapkan pembatasan ekspor makanan.

Cuaca ekstrem pun mengganggu jalur distribusi pangan.

Di sisi lain, Inflasi inti yang cenderung stabil hingga Februari 2024 mengindikasikan ekspektasi inflasi terjangkar dengan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia saat ini. Namun, inflasi umum pada akhir 2024 diperkirakan akan berkisar 3,0 persen-3,5 persen (yoy).

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan 1 Maret dalam rentang harga Rp15.700-Rp15.750 per dolar AS.