Buku Diadaptasi ke Film: Sedot Penonton Baru tapi Berisiko Bikin Pembaca Kecewa
JAKARTA - Buku adalah materi ideal untuk diterjemahkan ke dalam format lain. Lebih dari 29 buku dikonfirmasi akan diadaptasi menjadi film atau serial.
Tingginya permintaan adaptasi ini juga membuat buku kembali digemari masyarakat. Bridgerton, misalnya. Buku karya Julia Quinn ini menjadi serial orisinal Netflix produksi Shondaland yang diminati penontonnya.
Tidak hanya jumlah penontonnya yang mencetak rekor tinggi, kumpulan buku Bridgerton juga banyak dicari di sejumlah toko buku online. Kini, buku tidak cuma jadi sumber adaptasi. Bahkan, banyak buku ‘dibuat’ untuk diproduksi menjadi tontonan televisi dan film.
Ditambah, buku tidak lekang oleh waktu. Contohnya, serial The Handmaid’s Tale yang dibuat Hulu merupakan adaptasi dari Margaret Atwood dan buku terbitan tahun 1985 ini mulai dibaca lagi. Pihak penerbit pun tidak mengumumkan angka penjualannya. Bagi mereka, bagaimana buku tersebut diburu menandakan efek besar dari serialnya.
Tahun ini, sejumlah buku rencananya akan diadaptasi dalam bentuk tontonan. Netflix akan merilis Behind Her Eyes, The Dig, Firefly Lane, Apple TV dengan Cherry, HBO Max dengan Dune, dan masih banyak lainnya.
Buku dan konten adaptasi menjadi sebuah hubungan simbiosis mutualisme karena pihak televisi mendapat cerita baru. Sementara itu, bukunya populer meskipun dirilis sejak lama.
The Queen’s Gambit, serial orisinal Netflix yang dirilis tahun 2020 meraih kesuksesan, sementara bukunya (1983) menempati urutan pencarian buku teratas yang dicari. Label “adapted to Netflix” jadi sebuah kebanggaan tersendiri.
Turunnya Minat Baca
Indonesia menempati urutan kedua terbawah dari 61 negara dari daftar World’s Most Literate Nations Ranked berdasarkan survei Central Connecticut State University di tahun 2016. Dari segi penilaian infrastruktur untuk membaca, Indonesia jauh lebih beruntung dari negara-negara Eropa.
Melansir situs Kominfo, fakta ini berseberangan dengan penduduk Indonesia yang menempati urutan kelima sebagai negara yang paling banyak memiliki gawai setelah China, India, dan Amerika Serikat.
Selain Indonesia, negara lain juga mengalami penurunan minat baca. Sebuah laporan dari Washington Post menyebutkan di tahun 2017, minat baca penduduk Amerika Serikat menurun sampai 30 persen.
Hal ini disebabkan mereka lebih suka menonton televisi. The Post juga mengatakan penduduk Amerika bisa menghabiskan waktu dua jam 45 menit untuk menonton televisi dan angka ini 10 kali lebih besar dari membaca.
Perolehan angka ini juga dipengaruhi persaingan layanan streaming seperti Netflix dan Apple TV. Bahkan platform ini mengambil materi buku sebagai konten adaptasi mereka dan sering ditemui saat ini.
Namun dengan ramainya adaptasi dari buku, hal ini berpengaruh terhadap penjualan bacaan fisik tidak dibatasi oleh waktu perilisan.
Baca juga:
Respons Pembaca
Tidak dapat dimungkiri, buku yang diadaptasi menjadi tontonan ini dapat menarik pembaca serta penonton baru. Namun di sisi lain, respons pembaca dingin dan seringkali dikecewakan dengan format adaptasi ini.
Film dan televisi adalah visual sedangkan buku tentang kata-kata. Penyesuaian perlu dilakukan agar seimbang, namun seringkali tim produksi memaksakan dalam prosesnya.
Normal People karya Sally Rooney mendapat apresiasi karena menekankan transisi remaja tanpa melebih-lebihkan sosok karakter. Karena kesuksesan ini, Rooney mempersiapkan adaptasi selanjutnya dari karya lainnya, Conversation with Friends.
Selain itu, penyesuaian ini juga bergantung kepada bujet, teknologi, dan produksi itu sendiri. Ketika audiens menonton film/serial televisi dari buku yang mereka baca, mereka akan membandingkan beberapa hal.
Tentunya ini terjadi karena apa yang disajikan dalam film/televisi adalah sudut pandang dari sutradara sedangkan semua orang memiliki interpretasi sendiri secara bias.
Contohnya serial buku Twilight ketika dibuat dalam bentuk film, penonton mulai meramaikan diskusi Team Jacob atau Team Edward. Padahal saat bukunya diterbitkan, tidak ada audiens yang memulai perdebatan tersebut.
Buku Jadi Sumber Adaptasi
Melansir CNN International, Jinny Howe dari Netflix mengatakan penonton ingin melihat buku yang mereka baca dapat dihidupkan dan dengan senang hati, Netflix ingin menyajikan layanan tersebut.
“Buku adalah sumber hiburan selama bertahun-tahun, dengan kesempatan tidak terbatas untuk pembaca melihat diri mereka,” kata Howe.
Mulai dari acara televisi pertama yang sukses seperti Orange is the New Black sampai rilisan terbaru seperti The Queen’s Gambit, Bridgerton, dan Lupin mereka merasakan banyak pembaca yang menyaksikan serial dari buku yang mereka baca.
Selama menguntungkan kedua pihak, maka adaptasi dari buku akan selalu dilakukan demi sebuah tontonan.