Direktur AEPI: Pengembangan HRS Bukti Sejarah Baru RI Wujudkan NZE

JAKARTA - Direktur Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI) Salamudin Daeng menilai, pengembangan Hydrogen Refueling Station (HRS) oleh PT Indonesia Power, subholding PT PLN (Persero) sebagai tonggak portofolio baru energi baru dan energi terbarukan pada sektor otomotif.

"Dengan pengembangan Hydrogen Refueling Station membuktikan bahwa sejarah baru telah diukir Indonesia dalam mencapai langkah mewujudkan net zero emission/NZE pada sektor otomotif,” kata Salamudin Daeng dikutip dari ANTARA, Selasa, 27 Februari.

PLN Indonesia Power, lanjutnya telah membuktikan komitmen korporasi dalam mendukung target pemerintah menuju Net Zero Emission 2060 dengan penggunaan energi bersih.

Menurut dia, hal itu juga membuktikan bahwa PT PLN Persero melalui subholdingnya PT PLN Indonesia Power telah membuktikan komitmen transisi energi dengan menjalankan transformasi dari energi fosil menuju energi bersih.

Pengembangan HRS, tambahnya, akan segera dilanjutkan dengan tidak hanya melulu pada sektor pembangkitan, namun juga pada kendaraan dan PLN Indonesia Power tengah memulai dalam pembangunan ekosistem kendaraan listrik berbahan bakar hidrogen.

Saat ini, kata dia, potensi hidrogen yang dihasilkan bisa mencapai 128 ton per tahun atau setara untuk konsumsi energi 450 unit mobil per tahun.

Dengan Pusat Hidrogen yang dimiliki oleh PLN saat ini, diharapkan akselerasi penelitian dan pengembangan menuju energi hijau dan bersih.

Dia menjelaskan, HRS merupakan hilir dari implementasi Green Hydrogen Plant (GHP) yang antara lain merupakan residu dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) serta Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).

"HRS yang merupakan ekosistem kendaraan listrik ini akan dapat digunakan oleh seluruh masyarakat Indonesia," katanya.

Hydrogen Refueling Station (HRS) diresmikan pada 21 Februari 2024 yang berlokasi di Senayan. Di dalamnya terdapat fasilitas charger electric vehicle berbasis hydrogen, dan Hydrogen Center sebagai pusat pelatihan dan pendidikan terkait hidrogen di Indonesia.

Penggunaan HRS, diyakini mampu menekan importasi 1,59 juta liter bahan bakar minyak/BBM per tahun.

Selain penghematan penggunaan BBM berbasis fosil, penurunan emisi dipastikan terjadi sebesar 4,15 juta kilogram per tahun.