Puluhan Pelajar di Sukabumi Diduga Keracunan Jajanan

SUKABUMI - Puluhan pelajar dari dua sekolah di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, yakni SDN Nangewer dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cisarua, diduga mengalami keracunan dari jajanan berupa makanan ringan.

Informasi yang dihimpun dari pihak Puskesmas Sukabumi, jumlah pelajar SDN Nangewer yang diduga keracunan sebanyak 25 orang, sementara pelajar MI Cisarua 10 orang.

"Seluruh pelajar yang mengalami keracunan sudah mendapatkan pengobatan dari pihak puskesmas. Kejadian keracunan ini saat hendak upacara bendera," kata Kepalan SDN Nangewer, Apendi dilansir ANTARA, Senin, 26 Februari.

Menurut dia, dugaan keracunan ini berawal saat para pelajar hendak melaksanakan upacara, namun tiba-tiba beberapa di antara mereka mengeluh pusing, mual, sakit perut hingga sesak nafas.

Para guru yang melihat kejadian itu langsung memberikan pertolongan. Tidak berselang lama satu per satu pelajar juga mengalami gejala yang sama sehingga totalnya mencapai 25 pelajar.

Setelah ditelusuri ternyata sebelum mengikuti upacara mereka terlebih dahulu jajan makanan ringan yang dijual pedagang keliling yang mangkal di depan sekolah. Makanan ringan itu harganya Rp2 ribu dan rasanya pedas.

Tidak ingin terjadi sesuatu pada puluhan peserta didiknya, pihak sekolah langsung melarikan mereka ke Puskesmas Sukabumi.

Ternyata tidak hanya dari SDN Nangewer yang pelajarnya mengalami keracunan, tetapi juga ada 10 pelajar MI Cisarua yang juga harus mendapatkan penanganan medis akibat mengalami keracunan setelah menyantap makanan ringan yang sama.

Atas kejadian ini, Apendi menegaskan pihaknya akan lebih memperketat pengawasan terhadap jajanan anak didiknya agar kejadian serupa tidak terulang.

Selain itu, untuk penanganan kasus dugaan keracunan massal, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada kepolisian.

Kapolsek Sukabumi AKP Ujang Taan mengatakan pihaknya sudah meminta keterangan dari pedagang keliling yang menjual jajanan tersebut dan berkoordinasi dengan Puskesmas Sukabumi untuk mencari tahu penyebab keracunan massal ini.