AS Tegaskan Israel Harus Membuat Rencana Kredibel Terkait Keselataman Warga Sipil Sebelum Menyerang Rafah
JAKARTA - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin menekankan Israel harus memiliki rencana terkait keselamatan warga sipil, sebelum melakukan serangan ke Kota Rafah.
Itu disampaikannya saat berbicara dengan timpalannya dari Israel, Yoav Gallant melalui telepon, saat membahas situasi yang terjadi di Gaza.
Pentagon mengatakan, kedua menteri pertahanan membahas operasi yang dilakukan militer Israel di Khan Younis, selatan Gaza.
"Menhan Austin menekankan perlunya Menhan Gallant untuk membuat "rencana yang kredibel untuk menjamin keselamatan dan dukungan bagi lebih dari satu juta orang yang berlindung di Rafah, sebelum operasi militer dilanjutkan di sana," kata Pentagon, melansir The Times of Israel 23 Februari.
Selain itu, keduanya juga membahas upaya yang sedang berlangsung untuk menjamin pembebasan sandera yang masih ditawan oleh Hamas, serta kebutuhan untuk meningkatkan akses terhadap bantuan kemanusiaan bagi warga sipil Palestina, karena penjarahan dan kekerasan menghalangi akses ke konvoi di Jalur Gaza.
Pekan lalu, kedua kepala pertahanan juga berbicara melalui telepon, dengan Menhan Austin meminta Israel memastikan perlindungan warga sipil, serta pergerakan dan akses terhadap bantuan kemanusiaan, terkait dengan rencana serangan ke Rafah.
Baca juga:
- Uji Coba Peluncuran Rudal Trident Inggris Bulan Lalu Gagal, Jatuh Dekat Kapal Selam yang Membawa Menteri Pertahanan
- AS Veto Rancangan Resolusi DK PBB saat Korban Jiwa di Gaza Tembus 29.300 Jiwa, Hamas: Menambah Penderitaan Rakyat
- Donald Trump Puji Mendiang Navalny Sebagai Pemberani tapi Seharusnya Tidak Kembali ke Rusia
- PM Netanyahu Tegaskan Israel Tidak akan Membayar Berapa pun Harga untuk Membebaskan Sandera di Gaza
Terpisah, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan pada Hari Jumat, jumlah korban tewas warga Palestina di Gaza telah mencapai 29.514 jiwa, sementara 69.616 lainnya luka-luka, sejak Israel mulai menyerang Gaza, sebagai respons atas serangan ke wilayah selatan mereka oleh Hamas pada 7 Oktober lalu.