Facebook dalam Perdagangan Hutan Ilegal di Amazon
JAKARTA - Sebagian hutan hujan Amazon di Brasil diketahui dijual secara ilegal di Facebook. Kawasan lindung itu termasuk hutan nasional dan lahan yang dicadangkan untuk masyarakat adat. Layanan iklan baris di Facebook menampilkan salah satu bagian hutan seluas seribu kali lapangan sepak bola.
Temuan itu dilaporkan BBC. Kita dapat dengan mudah menemukan bagian-bagian hutan yang dijual ilegal itu.
Coba saja ketik kata-kata --dalam bahasa Portugis-- seperti, "hutan", "hutan" asli", bahkan "kayu" di mesin pencarian Facebook Marketplace dan pilihlah salah satu negara bagian di Amazon sebagai lokasi. Beberapa temuan bahkan menampilkan citra satelit dan koordinat GPS.
Banyak penjual secara terbuka mengakui tak memiliki hak atas tanah, satu-satunya dokumen yang membuktikan kepemilikan tanah di bawah hukum Brasil. Banyak pihak mengatakan kegiatan ilegal tersebut dipicu oleh industri peternakan sapi Brasil.
Tuntutan untuk Facebook
Facebook merespons dengan mengatakan "siap bekerja sama dengan otoritas lokal." Meski begitu Facebook tak menunjukkan tanda akan melakukan tindakan independen untuk menghentikan perdagangan.
"Kebijakan perdagangan kami mengharuskan pembeli dan penjual untuk mematuhi hukum dan peraturan," kata Facebook, dikutip dari BBC, Sabtu, 27 Februari.
Pemimpin salah satu kelompok adat terdampak mendesak Facebook berbuat tegas. Di sisi lain, Juru kampanye lingkungan mengatakan pemerintah negara secara sadar membiarkan tindakan ilegal itu. Dan hingga kini mereka tak menunjukkan tanda-tanda akan menghentikan penjualan.
"Penjajah tanah merasa sangat diberdayakan sampai-sampai mereka tidak malu menggunakan Facebook untuk membuat kesepakatan tanah ilegal," kata Ivaneide Bandeira, kepala LSM lingkungan Kanindé.
Deforestasi di Amazon, Brasil mencapai titik tertinggi dalam sepuluh tahun belakangan. Dan pasar digital Facebook telah jadi situs tujuan para pelaku perdagangan tanah ilegal.
Fabricio Giuimaraes, misalnya, yang oleh BBC difilmkan lewat kamera tersembunyi, mengatakan, "Tidak ada risiko pemeriksaan oleh agen negara di sini," katanya saat berjalan melalui sepetak hutan hujan yang telah dibakar hingga rata dengan tanah.
Dengan tanah yang dibuka secara ilegal dan siap untuk bertani, dia telah melipatgandakan harga permintaan awalnya menjadi 35 ribu dolar AS. Fabricio bukan petani. Ia memiliki pekerjaan kelas menengah di kota. Dengan pekerjaan tetapnya itu, Fabricio melihat hutan hujan sebagai investasi.
BERNAS Lainnya
Baca juga:
- Jika Rapunzel Berhijab: Fatwa Khamenei dan Riwayat Jilbab Sejak Revolusi Islam di Iran
- Reboot Acara Televisi: Antara Nostalgia dan Cari Untung
- Polisi Virtual Dinilai Membuka Ruang Kriminalisasi Baru
- Vaksin Johnson & Johnson Mungkin jadi Solusi Penting untuk Kemunculan Varian COVID-19 Afsel yang Mengkhawatirkan