Singgung Konser Taylor Swift di Singapura, Asosiasi Promotor Musik Indonesia Pertanyakan Dukungan Pemerintah

JAKARTA - Asosiasi Promotor Musik Indonesia (APMI) ikut menyoroti pemberitaan terkait konser Taylor Swift selama enam hari di Singapura yang menjadi sorotan beberapa waktu belakangan.

Dalam unggahan Instagram resmi, APMI menampilkan pernyataan Perdana Menteri Thailand Srettha Thavision yang menyebut pemerintah Singapura berperan besar membuat Taylor Swift tampil di Singapura dan tidak di negara Asia Tenggara lain.

“Pada 16 Februari lalu Srettha Thavision sebagai Perdana Menteri Thailand memberikan pernyataan bahwa Pemerintahan Singapura telah bekerjasama dengan Promotor AEG untuk tidak menggelar konser di Asia Tenggara selain Singapura,” tulis APMI dalam keterangan unggahannya, Kamis, 22 Februari.

“Pernyataan ini mendapat banyak perbincangan karena dengan ini Singapura mendapat banyak keuntungan untuk perekonomian pariwisata mereka dengan digelarnya konser Taylor Swift Eras Tour selama 6 hari,” sambungnya.

Berkaca dari bagaimana Pemerintah Singapura mendukung hadirnya konser penyanyi sebesar Taylor Swift, APMI pun mempertanyakan peranan apa yang sudah dilakukan Pemerintah Indonesia untuk mendukung promotor musik Indonesia dalam menghadirkan konser-konser besar.

“Kira-kira, kapan ya Pemerintahan Indonesia support industri promotor seperti di Singapura?” pungkasnya.

Sebagai informasi, APMI merupakan perkumpulan yang terdiri atas promotor-promotor musik di Indonesia yang dibuat dengan tujuan untuk memajukan ekosistem pertunjukan musik di tanah air, guna meningkatkan reputasi, kualitas, serta kuantitas penyelenggaraan konser dan festival musik di Indonesia.

Didirikan pada tanggal 28 Oktober 2020 dengan semangat kepemudaan, beberapa anggota APMI antara lain New Live Entertainment, Java Festival Production, Ravel Entertainment, Ismaya Live, Rajawali Indonesia, Dyandra Global Edutainment, PK Entertainment Group, dan masih banyak lagi.