Jepang Setujui Perluas Tunjangan Bulanan Anak untuk Mengatasi Penurunan Angka Kelahiran

JAKARTA - Kabinet Jepang pada Hari Jumat menyetujui rancangan undang-undang untuk memperluas cakupan tunjangan anak bulanan kepada anak-anak usia sekolah menengah atas, seiring dengan tujuan Perdana Menteri Fumio Kishida untuk membendung penurunan tajam angka kelahiran di Jepang.

Berdasarkan rencana tersebut, batas pendapatan yang ada bagi rumah tangga yang menerima manfaat akan dihapuskan. Skema pendanaan baru akan dibentuk, yang mengharuskan setiap orang membayar tambahan 300 hingga 500 yen dalam bentuk premi asuransi kesehatan bulanan mulai tahun fiskal 2026.

Mulai Oktober 2024, hak untuk menerima 10.000 yen per bulan akan diperluas untuk mereka yang berusia antara 16 dan 18 tahun.

Tunjangan bulanan saat ini sebesar 15.000 yen untuk anak ketiga dan seterusnya akan digandakan menjadi 30.000 yen.

Sebelumnya, tunjangan anak saat ini dirancang untuk membantu orang tua dan wali anak-anak hingga usia 15 tahun, ketika banyak anak yang menyelesaikan sekolah menengah pertama di Jepang.

"Kami akan memastikan dukungan yang lancar dan secara substansial meningkatkan manfaat yang diterima rumah tangga yang mengasuh anak," Ayuko Kato, menteri yang bertanggung jawab atas kebijakan anak, mengatakan pada konferensi pers, melansir Kyodo News 16 Februari.

Pernikahan yang terlambat dan kekhawatiran finansial sering disebut-sebut sebagai alasan di balik menurunnya jumlah anak di Negeri Sakura. Pemerintahan PM Kishida melihat periode menjelang tahun 2030-an sebagai "kesempatan terakhir" untuk membalikkan tren tersebut.

Pemerintah berencana untuk meningkatkan pengeluaran tahunan untuk perawatan anak, menjadikannya 16 persen dari produk domestik bruto dari 11 persen. Tingkat ini setara dengan Swedia, yang dikenal dengan dukungan luas terhadap anak

Fitur lainnya termasuk peningkatan tunjangan bagi orang tua tunggal berpenghasilan rendah yang memiliki tiga anak atau lebih, memastikan mereka yang mengambil cuti penitipan anak dapat menerima lebih banyak tunjangan.

Selain itu, karena ketersediaan fasilitas penitipan anak sangat penting bagi orang tua yang bekerja, pemerintah berencana untuk memperluas dukungan penitipan anak untuk anak-anak berusia antara enam bulan hingga dua tahun, menyediakan layanan tersebut bagi siapa saja, terlepas dari status pekerjaan mereka, mulai bulan April 2026 secara nasional.

Diketahui, Jepang mencatat sekitar 2,09 juta bayi baru lahir di tengah booming bayi kedua pada tahun 1973. Angka tersebut turun menjadi di bawah 1 juta pada tahun 2016 dan untuk pertama kalinya di bawah 800.000 pada tahun 2022.