Bagaimana Arah Diplomasi RI Jika Prabowo Menjadi Presiden?

YOGYAKARTA – Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berhasil unggul dari dua rivalnya di Pilpres 2024. Hingga Jumat, 16 Februari 2024 pukul 14.12 WIB, Pasangan Prabowo-Gibran mendulang 33.263.864 suara atau 56,97 persen. Sementara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD masing-masing mengantongi 14.611.192 suara (25,02 persen) dan 10.514.214 (18,01 persen).

Data tersebut dapat dilihat dari situs pemilu2024.kpu.go.id, perolehan suara yang didapat masing-masing paslon masih akan bertambah, mengingat data yang masuk baru 52,51 persen.

Akan tetapi, berdasarkan data di atas, besar kemungkinan Prabowo Subianto akan menjadi presiden selanjutnya, menggantikan Presiden Joko Widodo yang masa jabatannya akan berakhir pada Oktober 2024.

Lantas, bagaimana arah diplomasi RI Jika Prabowo menjadi presiden? Mari simak informasi selengkapnya berikut ini.

Arah Diplomasi RI Jika Prabowo Menjadi Presiden

Soal arah diplomasi RI bila Prabowo terpilih sebagai Presiden RI, pengamat politik dari Universitas Murdoch Australia, Ian Wilson menyampaikan pendapatnya.

Kepada Al Jazeera, Ian mengatakan bahwa kebijakan luar negeri Indonesia tidak akan mengalami perubahan besar di bawah pemerintahan Prabowo Subianto.

“Anda mungkin membayangkan bahwa secara umum, dia akan melanjutkan pendekatan non-blok Indonesia terhadap kawasan ini,” ucap Ian, dikutip Jumat, 16 Februari 2024.

Menurut Ian, Prabowo mengartikulasikan arah kebijakan luar negerinya dengan menyebut ingin berteman dengan siapa saja.

“Dia tidak ingin memihak dalam ketegangan apa pun di kawasan antara Amerika Serikat dan China,” tutur Wilson.

“Dalam arti yang lebih luas, Anda akan melihat kelanjutan dari norma kebijakan luar negeri Indonesia,” sambung Wilson.

Selama masa kampanye, Prabowo menyuarakan keberlanjutan pemerintahan Joko Widodo jika nanti dia terpilih sebagai presiden.

Tak hanya itu, Prabowo bahkan menamai koalisinya sama dengan nama kabinet Jokowi, yakni Koalisi Indonesia Maju.

Menlu Minta Presiden Terpilih Lanjutkan Keberhasilan Diplomasi RI

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berharap presiden yang terpilih melalui Pemilu 2024 terus berpijak pada prinsip-prinsip dasar politik luar negeri Indonesia demi meneruskan keberhasilan diplomasi yang tercapai sampai saat ini.

Retno mengingkan pemerintah selanjutnya dapat mempertahankan prinsip-prinsip diplomasi Indonesia, seperti prinsip bebas dan aktif serta semangat Deklarasi Bandung, yang membawa Indonesia dihormati di kancah dunia.

“Karena dengan prinsip-prinsip itu, kita mampu memerankan peran sebagai bridge builder (pembangun jembatan), terutama buktinya adalah pada saat kita menjabat di Presidensi G20 dan menjadi Ketua ASEAN,” ujar Retno, mengutip Antara, Jumat, 16 Februari 2024.

Selain itu, Retno juga berharap agar presiden terpilih dapat membawa Indonesia lebih maju untuk tinggal landas demi mewujudkan Indonesia emas pada 2045 serta mewujudkan Indonesia emas pada 2045 serta selalu mengutamakan kepentingan rakyat.

Sebagai informasi tambahan, pemilihan presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024 diikuti oleh tiga pasangan, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar pada nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD nomor urut 3.  

Berdasarkan Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2022, rekapitulasi suara nasional Pemilu 2024 dijadwalkan berlangsung mulai 15 Februari hingga 20 Maret 2024.

Demikian informasi tentang arah diplomasi Indonesia bila Prabowo menjadi presiden. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.