Jokowi Setuju Anggaran Pupuk Subsidi Ditambah Rp 14 Triliun

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyetujui penambahan anggaran untuk stok pupuk bersubsidi melalui PT Pupuk Indonesia senilai Rp 14 triliun.

Direktur Utama Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi mengungkapkan, stok pupuk bersubsidi yang tadinya hanya 4,7 juta ton, akan ditambah hingga berjumlah 7,5 juta ton.

"4,7 juta ton pupuk yang sudah disetujui itu, tadi arahannya supaya diambil pada musim tanam pertama sehingga nanti kalau itu habis akan disiapkan lagi anggaran untuk musim tanam kedua. Insyaallah kalau pupuk lancar, produksi akan lancar, produksi beras juga akan naik," kata Rahmad dalam keteranganya, Selasa 14 Februari.

Tambahan volume pupuk bernilai angka Rp 14 triliun tersebut, kata Rahmad, menambah anggaran pupuk bersubsidi yang awalnya hanya Rp 26 triliun sehingga totalnya mencapai Rp 40 triliun.

Kendati demikian, Rahmad mengaku, tambahan anggaran Rp 14 triliun itu masih belum cair ke PT Pupuk Indonesia karena masih berproses.

Meski begitu, sambil menunggu proses, PT Pupuk Indonesia tetap menyalurkan ke petani semaksimal mungkin.

"Kalau dahulu kan misalnya ada alokasi total sekian juta ton dibagi menjadi dua musim tanam, sekarang yang sudah disetujui itu boleh diambil di musim tanam pertama untuk mempercepat penanaman di musim tanam pertama ini," jelas Rahmad.

Sementara itu, Jokowi juga mengarahkan PT Pupuk Indonesia untuk segera menyalurkan pupuk sebagai salah satu upaya untuk mengatasi kelangkaan beras.

Rahmad menyebut, sedang menyiapkan 2 juto ton stok pupuk. Sebanyak 1,1 juta ton pupuk di antaranya telah siap disalurkan ke masyarakat.

"Jadi untuk pupuk, sesuai arahan dari presiden. Ini untuk mengatasi kesulitan beras, berupa meningkatkan produksi. Salah satu faktor utama adalah pupuk. Oleh karenanya kita sudah siapkan stok pupuk sebesar 2 juta ton. Dari 2 juta ton itu, 1,1 juta ton sudah berada di kabupaten-kabupaten, jadi siap untuk disalurkan," bebernya.