JAKARTA - Anggaran pupuk subsidi direncanakan akan naik menjadi Rp54 triliun dari sebelumnya Rp26,6 triliun.
Kenaikan anggaran tersebut seiring dengan bertambahnya alokasi pupuk subsidi tahun ini menjadi 9,55 juta ton dari rencana awal 4,7 juta ton.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Rahmad Pribadi mengungkapkan bahwa penambahan alokasi dana untuk penyaluran subsidi pupuk merupakan keputusan tidak mudah.
Namun, kata Rahmad, untuk memenuhi alokasi pupuk subsidi tahun ini yang 9,55 juta ton tersebut maka perlu tambahan anggaran. Saat ini, rencana kenaikan anggaran sedang diproses di Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
“Kita sangat intensif melakukan koordinasi, dari anggaran Rp26,6 triliun ini akan ditambah menjadi Rp54 triliun, tambahannya sedang diproses di Kemenkeu. Memang tidak mudah karena ada anggaran tambahan, nah itu sedang kita urus,” katanya dalam media gathering di Hotel Alila SCBD Jakarta, Senin, 18 Maret.
Lebih lanjut, Rahmad bilang pemberian pupuk sangat berpengaruh pada produktivitas pertanian secara nasional. Bahkan, 56 persen produksi pertanian terpengaruh pupuk urea, maka ketika tidak ada pupuk bakal memangkas separuh produksi nasional.
BACA JUGA:
Dengan penambahan alokasi pupuk subsidi menjadi 9,55 juta ton ini, sambung Rahmad, diharapkan bisa menjaga ketahanan pangan Indonesia. Karena itu, Pupuk Indonesia tak masalah ada penambahan kuota.
“Buat kami yang paling penting itu adalah Pupuk Indoensia memastikan bahwa Indonesia bisa mempunyai ketahanan pangan yang baik. Buat apa Pupuk Indonesia keuntungan besar, tapi Indonesia tidak ada ketahanan pangan yang baik,” jelasnya.