Ukraina Bakal Terima Bom Jarak Jauh Baru: Mampu Jangkau Sasaran 90 Mil, Amerika Serikat Tidak Punya

JAKARTA - Jika tidak ada aral melintang, Ukraina akan segera menerima bom jarak jauh baru dalam waktu dekat dan menggunakannya di medan perang, senjata buatan pabrikan kenamaan yang bahkan Amerika Serikat tidak memilikinya.

Dua pejabat AS dan dua orang lainnya yang mengetahui hal tersebut mengatakan, Pentagon telah berhasil menguji bom presisi jarak jauh baru untuk Ukraina.

Ukraina akan menerima gelombang pertama Ground-Launched Small Diameter Bombs (GLSDB), senjata jarak jauh baru yang dibuat oleh Boeing, bahkan AS tidak miliki dalam inventarisnya, menurut empat orang tersebut, yang semuanya tidak disebutkan namanya.

Bom baru tersebut, yang dapat menempuh jarak sekitar 90 mil, diharapkan menjadi "kemampuan yang signifikan bagi Ukraina," kata salah satu pejabat AS.

Bom baru Ukraina GLSDB. (Twitter/@Defense_Talks/Saab)

"Ini memberi mereka kemampuan serangan yang lebih dalam yang belum pernah mereka miliki, dan melengkapi persenjataan tembakan jarak jauh mereka,” kata pejabat AS, dilansir dari Politico 1 Februari.

"Itu hanya sebuah anak panah tambahan di tempat anak panah yang akan memungkinkan mereka berbuat lebih banyak," lanjutnya.

Sementara itu, seorang juru bicara Angkatan Darat tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sedangkan juru bicara Pentagon Mayjen Pat Ryder menolak berkomentar mengenai waktunya "karena keamanan operasional."

"Saya akan merujuk ke Ukraina untuk membicarakan pengiriman apa pun,” katanya kepada wartawan.

"Tetapi kami, seperti yang saya sebutkan, terus bekerja sama dengan Ukraina dan mitra industri kami untuk memastikan, Ukraina menerima dan siap menggunakan kemampuan yang kami berikan kepada mereka dan secepat mungkin," jelasnya.

Bom baru Ukraina GLSDB. (Twitter/@Defense_Talks/Saab)

Senjata tersebut, yang dikembangkan bersama oleh Boeing dan Saab, terdiri dari bom berpemandu presisi seberat 250 pon yang ditempatkan pada motor roket dan ditembakkan dari berbagai peluncur darat.

Militer AS memiliki versi serupa dari bom yang diluncurkan dari udara. Namun, versi yang diluncurkan dari darat belum ada dalam inventaris militer Negeri Paman Sam.

Jangkauan yang diperluas akan memberikan kemampuan baru dalam persenjataan Kyiv, pada saat pertempuran di garis depan menemui jalan buntu, dan ketika Ukraina mencari cara baru untuk menyerang pasukan dan infrastruktur Rusia di belakang garis depan.

Bom tersebut akan bergabung dengan senjata jarak jauh lainnya yang diberikan kepada Ukraina selama setahun terakhir, memungkinkan pasukannya menyerang logistik Rusia dan lokasi angkatan laut di Krimea.

Meskipun bom-bom baru ini tidak mempunyai jangkauan seperti Storm Shadow Inggris atau Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) buatan AS, bom-bom baru ini tiba ketika persediaan artileri dan amunisi Ukraina semakin menipis.

Sebelumnya, Pentagon mengumumkan pada Februari tahun lalu, Pemerintahan Presiden Joe Biden menyediakan bom baru ke Ukraina. Namun sebelum mengirimkan versi baru, militer AS perlu menguji senjata tersebut dan itu memakan waktu berbulan-bulan.

Militer AS mengawasi pengujian bom berpemandu presisi baru tersebut, sebelum memberikan stempel persetujuan untuk mengirim senjata tersebut ke Ukraina, menurut sumber industri.

Diketahui, versi yang diluncurkan melalui udara dibuat pada tahun 2019, namun meskipun pengujiannya berhasil, Boeing dan Saab tidak melakukan penjualan sampai AS memutuskan untuk menyumbangkannya ke Ukraina sebagai bagian dari paket bantuan.