Google Dukung Kelancaran Pemilu dengan Memberantas Konten Disinformasi AI
JAKARTA – Kecerdasan Buatan (AI) merupakan salah satu tantangan terbesar yang harus dihadapi saat masa Pemilu. Pasalnya, teknologi ini sering digunakan untuk membuat konten disinformasi.
Sebagai salah satu mitra pemerintah Indonesia, Google menyadari bahwa tantangan ini tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, Google berkomitmen dalam menghadirkan informasi yang komprehensif dan bisa dipercaya.
Country Marketing Manager Google Indonesia, Muriel Makarim, mengatakan bahwa perusahaannya berusaha membuat dan mengembangkan produk yang sesuai dengan prinsip AI. Hal ini perlu dilakukan agar produk mereka tidak disalahgunakan.
“Jadi, dalam responsible AI ini, ada beberapa prinsip yang selalu dipegang di mana kalau kami meng-approach AI. Contohnya, sebelum mengeluarkan sebuah AI produk, kami melalukan tes berkali-kali,” kata Muriel di acara "Yuk Pahami Pemilu" pada Rabu, 31 Januari.
Selain melakukan tes, Google juga memastikan bahwa produk yang mereka buat tidak berbahaya dan berguna bagi masyarakat. Sejalan dengan dibuatnya produk bertenaga AI, Google juga melahirkan prinsip-prinsip untuk mengatur AI.
Prinsip AI sangat penting bagi Google. Selain dijadikan acuan untuk mengembangkan produk mereka, prinsip ini bisa menjadi dasar acuan atau kebijakan untuk memberantas hal yang tidak diinginkan dengan kehadiran AI.
Baca juga:
- Tarik Minat Investor, Dana Segar Rp4 Triliun Masuk ke ETF Bitcoin Spot
- Biro Investigasi Finlandia Klaim Bisa Lacak Transaksi Monero (XMR): Mata Uang Kripto yang Utamakan Privasi
- Bitcoin Adalah Emas Digital, Kata Pendiri Bona Fide Wealth
- GoPay Tabungan by Bank Jago Luncurkan Rekening Simpanan, Nabung Mulai Rp1
Komitmen lainnya yang Google tunjukkan untuk memberantas konten disinformasi AI adalah dengan membuat fitur pendeteksi AI. Salah satu fitur yang Muriel perkenalkan adalah alat pembuat watermark bagi foto yang dihasilkan AI.
“Ada satu fitur yang sangat menarik, yaitu kita buat fitur bagaimana caranya supaya image yang dibuat oleh AI itu ada watermark-nya. Jadi, supaya masyarakat tahu apabila melihat sebuah image, ini image dibuat oleh AI apa image beneran,” jelas Muriel.
Fitur yang Muriel maksudkan adalah alat pendeteksi SynthID. Perangkat lunak ini bisa membantu masyarakat dalam membedakan gambar yang diciptakan oleh AI. Fitur ini dianggap sangat berguna untuk memberantas konten disinformasi dengan tenaga AI.