Google Indonesia Ingin Berantas Disinformasi Demi Jaga Demokrasi
Google dan YouTube bekerja sama dengan Koimfo dan mitra lainnya untuk berantas disinformasi (foto: Rana/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Google terus menjaga komitmen dalam mengorganisir berbagai informasi di dunia agar bisa diakses oleh seluruh masyarakat. Sejalan dengan tekad ini, Google dan YouTube bekerja sama untuk memberantas disinformasi dalam mendukung proses demokrasi.

Google dan YouTube menyadari bahwa tranformasi digital yang semakin pesat dapat menjadi permasalahan yang serius menjelang masa Pemilihan Umum (Pemilu) yang akan digelar pada 2024. Dengan kesadaran ini, perlu adanya kolaborasi yang baik dari berbagai pihak.

Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia Putri Alam menyampaikan bahwa perusahaannya telah berkolaborasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) sejak tahun 2019. Kolaborasi ini tentu telah membantu Google dalam menjaga informasi lebih kredibel.

Meski telah lama bekerja sama, Google dan YouTube kini ingin mencapai tujuan baru, yakni meningkatkan fokus mereka dalam memberantas disinformasi dengan cangkupan yang lebih luas.

“Di Pemilu 2024 ini, kami ingin lebih meningkatkan komitmen kami melalui berbagai program kemitraan dan produk-produk kami,” kata Putri dalam acara #YukPahamiPemilu pada Rabu, 20 September.

Melalui program kemitraan yang dilakukan, Google dan YouTube ingin melindungi pengguna dua platform tersebut dari konten yang berbahaya dan ilegal. Selain itu, Google akan meningkatkan kemampuan mereka dalam memilih informasi dan menciptakan internet yang lebih aman dengan menjaga keamanan siber.

Ketika ditanya mengenai alur verifikasi saat memilah informasi kredibel, Putri menjawab bahwa Google dan YouTube memiliki pedoman komunitas yang sudah jelas, yakni melanggar keras konten yang mengandung disinformasi dan berbahaya bagi pengguna.

“Pedoman komunitas kami ini untuk disinformasi, tentunya akan di-update terus, menyesuaikan dengan underground dan keadaan yang nyata, dan itu kami juga dinasihati oleh si rekan-rekan kami tersebut,” jelas Putri.

Sementara itu, Brand Marketing Manager Google Indonesia Muriel Makarim menjelaskan bahwa Google dan YouTube menerapkan metode pre-bunking untuk mengedukasi para pengguna mengenai taktik disinformasi yang sering disebarkan. Dengan metode ini, masyarakat diharapkan bisa menelaah informasi terlebih dahulu dan tak langsung menyebarkan informasi yang tak pasti.

Tak hanya itu, Google juga memberikan dana kepada MAFINDO untuk menjalankan Tular Nalar dalam membangun masyarakat berpikir kritis. Dengan program ini, masyarakat diharapakan lebih terbuka kepada informasi dan berhenti menyebarkan informasi palsu atau hoaks.