Perusahaan Korsel Salurkan Beasiswa Rp500 Juta, Dukung Pengembangan SDM Industri RI
JAKARTA - Perusahaan Korea Selatan yang bergerak di sektor industri makanan dan minuman, obat-obatan, hingga produk herbal, Korea Tomorrow & Global (KT&G) menyalurkan beasiswa guna mendukung pengembangan sumber daya manusia (SDM) industri di Indonesia yang kompeten dan berdaya saing global.
KT&G Scholarship Foundation menggandeng Kementerian Perindustrian (Kemenperin) guna mengalokasikan dananya untuk memfasilitasi para mahasiswa yang berprestasi dan kurang mampu di Politeknik maupun Akademi Komunitas (Akom) Kemenperin.
"KT&G bertekad mendorong pembangunan SDM industri kami yang kompeten dengan mengalokasikan dana CSR sebesar Rp499.650.000 untuk membantu mahasiswa di kampus lingkungan Kemenperin," kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 26 Januari.
Masrokhan mengatakan, ada 134 penerima beasiswa biaya studi dari perusahaan Korea Selatan tersebut.
"Kami menyambut baik dan mengapresiasi KT&G yang berkomitmen mengalokasikan dananya tersebut," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan SDM Aparatur BPSDMI Kemenperin Restu Yuni Widayati mengatakan, agar para penerima beasiswa dari KT&G dapat memanfaatkan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab atas program tersebut.
Restu menyebut, penyelenggaraan pendidikan vokasi industri di lingkungan Kemenperin saat ini telah menjadi rujukan bagi pengembangan pendidikan vokasi secara nasional.
"Tidak saja karena program studinya yang spesialis, juga karena link and match yang kuat dengan dunia usaha industri. Sehingga, seluruh lulusannya dapat terserap di industri dalam waktu kurang dari satu tahun," tuturnya.
Baca juga:
Pembangunan SDM industri kompeten dan berdaya saing itu diselenggarakan melalui pendidikan dan pelatihan vokasi pada 29 satuan kerja Pendidikan dan Pelatihan di bawah BPSDMI Kemenperin, yang terdiri dari sembilan (9) SMK, 13 Politeknik dan Akademi Komunitas serta tujuh (7) Balai Diklat Industri yang tersebar di berbagai provinsi Indonesia.
Adapun sepanjang 2023, unit pendidikan di lingkungan Kemenperin telah mencetak 5.673 lulusan, dengan rincian 87,34 persen dari 2.163 lulusan SMK serta 74,04 persen dari 3.510 lulusan Politeknik dan Akom yang sudah terserap di dunia kerja ketika lulus.
Untuk lulusan lainnya, masih dalam proses perekrutan pada masa tunggu maksimal selama enam bulan.
"Kami berharap, beasiswa ini akan berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang dan dapat diperluas cakupannya tidak hanya untuk mahasiswa Politeknik atau AKom, tetapi juga untuk siswa-siswi pada jenjang SMK," pungkasnya.