Lonjakan Pasien Terinfeksi Virus COVID-19 di Indonesia
JAKARTA - Sejak diumumkannya temuan kasus virus corona di Indonesia pada awal Maret, jumlah pasien yang terinfeksi terus bertambah. Kini sudah ada 19 orang pasien yang positif terinfeksi wabah COVID-19.
Temuan perdana kasus ini terjadi pada ibu dan anak, asal Depok. Keduanya terinfeksi setelah melakukan kontak secara langsung dengan seorang warga negara Jepang, yang kemudian dilaporkan positif COVID-19 di Malaysia.
Alhasil, ibu dan anak tersebut kemudian dirawat di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta. Keduanya juga ditempatkan di ruang isolasi khusus untuk mendapatkan perawatan intensif sembari mengobservasi virus corona yang menginfeksi mereka.
Selang beberapa lama, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mengumumkan dua orang warga negara Indonesia lainnya yang diduga terinfeksi virus corona, pada Jumat 6 Maret lalu. Hasil ini didapatkan setelah melakukan penelusuran (tracking contact) dari dua kasus pertama COVID-19.
"Ini kami dapatkan dua orang positif yang kita sebut sebagai kasus nomor 03 dan 04," kata juru bicara untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Baca juga:
Saat itu, kondisi dua pasien ini memiliki gejala batuk dan pilek. Namun, kata Yurianto, tak ada gejala sesak nafas pada keduanya yang mengindikasikan infeksi virus corona.
Dia mengatakan, dua pasien ini juga pernah melakukan kontak dekat atau kontak langsung dengan pasien dari kasus 01 dan 02 yang di rawat di RSPI Sulianti Saroso.
Dua hari kemudian, Tim Penanganan COVID-19 Kemenkes kembali mengumumkan dua orang lainnya yang juga dinyatakan terjangkit virus corona. Dijelaskan Yurianto, ini merupakan kasus kelima dan keenam di Indonesia yang positif terinfeksi corona.
Diketahui pasien keenam ini pernah bekerja sebagai awak kapal pesiar Diamond Princess, yang beberapa waktu lalu terinfeksi wabah COVID-19 di perairan Yokohama, Jepang. Untuk selanjutnya pasien keenam ini dirawat di RSUP Persahabatan, Jakarta.
Jumlah pasien terinfeksi virus corona kembali bertambah. Tak main-main, jumlah pasien yang terpapar COVID-19 langsung melonjak jadi 13 orang. Mereka disebut memiliki keterkaitan dengan kasus pertama dari WN Jepang yang positif virus corona.
"Pertama, kita identifikasi sebagai kasus ke 07 dari seorang perempuan 59 tahun yang kondisinya nampak sakit ringan, sedang, stabil. Ini adalah kasus imported case," ungkap Yurianto.
Berdasarkan penelusuran Kemenkes, pasien dari kasus ketujuh ini baru saja pulang dari luar negeri dan menunjukkan gejalan seperti flu yang mirip dengan COVID-19. Sayangnya, Kemenkes tidak menyebutkan negara mana yang dikunjungi dari pasien ke-07 ini.
"Pemeriksaan PCR kemudian genome sequencing empat hari lalu, kita dapatkan positif sebagai kasus nomor 07," jelasnya.
Untuk kasus selanjutnya, merupakan suami dari pasien ketujuh. Dijelaskan Yurianto, pasien kedelapan ini merupakan pria berusia 56 tahun dengan riwayat kesehatan yang sedang sakit diare. Pasien kini dirawat intensif dengan alat bantu infus untuk mengganti cairan tubuhnya yang terbuang, karena diarenya.
"Kasus berikutnya, kasus 09, perempuan berusia 55 tahun. Kondisinya sekarang tampak sakit ringan sedang tanpa ada penyakit sebelumnya. Pasien ini juga imported case, bukan bagian klaster manapun, datang dari luar negeri," ungkapnya.
Dalam kasus virus corona yang tergolong sebagai sebuah wabah penyakit, istilah imported case muncul dalam konteks penularan wabah. Mengacu dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat, imported case berarti penderita tertular penyakit dari luar negara tempatnya berdomisili.
Dengan kata lain, seseorang positif terinfeksi saat bepergian jauh dari rumah dan melakukan kontak erat dengan warga negara asing di luar negeri. Kasus yang tergolong sebagai imported case pada umumnya bisa ditujukan ke pasien yang berada di luar negeri dalam kurun waktu 7 sampai 18 hari.
Sehingga pasien dengan dugaan imported case tak dapat digolongkan sebagai penularan lokal. Sebab pasien atau penderita diduga melakukan kontak dekat dengan seseorang yang suspect atau dikonfirmasi mengidap suatu penyakit, termasuk kontak saat menghadiri acara di suatu tempat.
Demikian pula dengan pasien pada kasus nomor 10 hingga 12, Yurianto mengatakan ketiganya merupakan hasil pengembangan dari tracking case pada pasien pertama. Hanya saja, pasien kasus 10 dan 11 ini merupakan warga negara asing, dengan kondisi sakit ringan.
"Kasus dengan identifikasi nomor 12, laki-laki sakit ringan sedang juga tracking dari kasus 01," jelasnya.
Untuk pasien selanjutnya dari kasus 13, merupakan remaja berusia 16 tahun yang berhasil ditelusuri Kemenkes melalui tracking contact dari sub klaster pasien ketiga, dan masih berhubungan dengan acara pesta dansa tempat penularan virus corona pertama kali terjadi. Sedangkan pasien kasus 14 dan 15, menurut Yurianto merupakan imported case dari COVID-19.
"Begitu pula untuk pasien kasus nomor 16, perempuan berusia 17 tahun ini terkait pasien nomor 15. Kontak eratnya pasien nomor 15. Pasien nomor 17, berjenis kelamin laki-laki 56 tahun, ini imported case. Nomor 18, laki-laki berusia 55 tahun ini juga imported case. Nomor 19 laki-laki, 40 tahun ini juga imported case," kata Yurianto.
Untuk diketahui, 13 kasus baru pengidap COVID-19 itu berasal 21 suspect yang selama ini dirawat di sejumlah rumah sakit. Sehingga, jika dihitung, masih tersisa delapan suspect COVID-19 yang dirawat di rumah sakit dan menunggu hasil tes.
Adapun maksud dari suspect adalah mereka yang mengalami gejala terjangkit virus namun kondisinya masih belum bisa dipastikan positif atau negatif. Terkait imported case, Yurianto menjelaskan, mereka ini berasal dari tiga negara yang sebelumnya sudah lebih dulu terjangkit virus COVID-19.
Namun, dia tak mau menjelaskan lebih lanjut nama-nama negara tersebut. Dari belasan kasus tersebut, Yurianto kemudian menjelaskan saat ini mereka sedang menjalani isolasi di rumah sakit yang berada di Jakarta maupun di luar Jakarta.