Hilirisasi Nikel Disindir saat Debat Cawapres, Luhut Buka Suara

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan buka suara mengenai program hilirisasi yang berkali-kali disebutkan dalam debat Calon Wakil Presiden 2024.

Melalui postingan di lama instagramnya, @luhut.pandjaitan, Luhut mengatakan setelah menyaksikan acara debat keempat Pilpres 2024 yang digelar pada Minggu 21 Januari.

"Saya sangat menyayangkan adanya banyak disinformasi yang disampaikan pada momen(tum) tersebut. Karena itu, saya merasa perlu menyampaikan beberapa catatan terkait program hilirisasi yang menjadi ranah pekerjaan di kantor kami selama ini, serta erat kaitannya dengan tema debat saat itu," ujar Luhut, dikutip Rabu, 24 Januari.

Terkait harga Nikel, ia menyebut jika kita melihat rata-rata harga selama 10 tahun terakhir, sejak 2014, harga rata-rata nikel dunia adalah 15 ribuan dolar AS, masih lebih rendah dibandingkan harga sekarang. Bahkan pada periode 2014-2019, kata dia, ketika awal-awal periode hilirisasi mulai dilakukan, harga rata-rata nikel dunia hanya sebesar 12 ribu-an dolar AS.

"Jadi saya kira tim pasangan calon perlu melihat history data yang lebih panjang dalam membaca siklus harga komoditas," sambung Luhut.

Kemudian terkait data ekspor produk turunan nikel, Luhut bilang pada periode Januari hingga November 2023 adalah sebesar 31.30 miliar dolar AS atau naik 0.6 persen dibandingkan ekspor periode yang sama pada tahun 2022 yaitu 31.13 miliar dolar AS.

"Meskipun produksi kita meningkat cukup signifikan, bukan berarti pendapatan kita menurun," pungkas Luhut.

Terakhir, terkait Lithium-Ferro-Phosphate (LFP), Luhut secara tegas membantah klaim Mantan Menteri Investasi, Thomas Lembong yang menyatakan bahwa 100 persen mobil Tesla di SHanghai telah 100 persen menggunakan LFP.

"Tidak benar yang disebutkan itu kalau pabrik Tesla di Shanghai menggunakan 100 persen LFP untuk mobil listriknya. Mereka masih menggunakan baterai berbahan dasar nikel, yang disuplai oleh LG," sambung Luhut.

Ia juga menegaskan bahwa publik perlu tahu bahwa lithium baterai berbasis nikel itu bisa didaur ulang, sedangkan baterai LFP sejauh ini masih belum bisa didaur ulang.