Peluncuran Album Musik Ketiga Presiden Yudhoyono dalam Memori Hari Ini, 24 Januari 2010

JAKARTA – Memori hari ini, 14 tahun yang lalu, 24 Januari 2010, Album musik ketiga Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bertajuk Ku Yakin Sampai di Sana diluncurkan. Album musik yang berisi sembilan lagu itu dianggap SBY sebagai medium menyampaikan suasana batinnya ke khalayak luas.

Sebelumnya, SBY dikenal sebagai pecinta seni. Ia menyukai segala hal terkait seni, utamanya puisi dan musik. Sedari kecil SBY sudah terbiasa dengan menulis puisi, bermain alat musik, dan bernyanyi. Kebiasaan itu terbawa hingga jadi orang nomor satu Indonesia.

Semua orang punya ajiannya masing-masing untuk mengisi waktu luang. SBY, misalnya. SBY kecil sudah terbiasa memanfaatkan waktu senggangnya dengan menulis puisi, bermain gitar, dan bernyanyi. Aktivitas itu dilakoninya dengan suka cita. Kadang kala sebagai pelipur lara.

Aktivitas itu terus digandrungi SBY hingga ia ikut pendidikan dan mengabdi di dunia militer. Ia kerap melantunkan lagu-lagu yang menurutnya jadi imun bagi jiwa. Bahkan, bernyanyi jadi salah satu ajian penting kala ia menjadi capres dalam Pilpres 2004.

Ia kerap mengajak pendukungnya untuk bernyanyi dan menari bersama dalam kampanye. Pesona itu membuat SBY tampak berkarisma dan kian dekat dengan rakyat. Narasi itu bukan pepesan kosong belaka. SBY mampu terpilih sebagai presiden Indonesia.

CD album musik ketiga Presiden SBY, Ku Yakin Sampai di Sana. (discogs.com)

Kedekatan SBY dengan seni pun tak pernah ditinggalkan. SBY mendukung penuh agenda jajarannya memajukan ilmu pengetahuan dan seni. Bahkan, SBY sendiri kerap ikut campur kala negara memiliki hajatan besar.

Ia bersedia meluangkan waktunya untuk mengontrol sendiri persiapan acara. Ambil contoh kala pemerintah merayakan Hari Kemerdekaan, 17 Agustus. SBY, kadang kala dengan Istrinya, Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono) ikut meninjau persiapan acara.

SBY mengamati benar persiapan kesenian yang ditampilkan. Ia juga ikut memilih lagu-lagu apa saja yang dinyanyikan. Semuanya untuk kesuksesan acara. Pun supaya acara yang digelar tak melenceng dari makna. Suatu makna yang menghargai jasa-jasa pahlawan dan pemimpin bangsa Indonesia.

“Kami berdua mengontrol berbagai persiapan mulai dari persiapan tempat, dekorasi, panggung, sound system, bahkan juga menunggui geladi bersih acara peringatan detik-detik proklamasi. Termasuk mendengarkan latihan aubade dari Gita Bahana Nusantara. SBY ikut memilih lagu-lagu yang mereka nyanyikan.”

“Kami juga memilih pendukung acara untuk resepsi Hari Kemerdekaan yang digelar pada tanggal 17 Agustus malam di pelataran belakangan Istana Merdeka. Mulai dari grup musik, penyanyi, pilihan lagu, tarian, kami tentukan,” ungkap Ani Yudhoyono sebagaimana ditulis Alberthiene Endah dalam buku Ani Yudhoyono: 10 Tahun Perjalanan Hati (2018).

Potret Presiden SBY bersama keluarganya dalam berkesenian. (Facebook Susilo Bambang Yudhoyono)

Keaktifan SBY dengan berkesenian segera naik level. Ia yang notabene orang nomor satu Indonesia dengan segala macam kesibukannya tak lupa untuk berkarya. Puluhan lagu sudah dibuatnya di sela-sela memimpin Indonesia.

Lagu-lagu itu meluncur ke publik dalam bentuk Album musik. Album pertama bertajuk Rindu Padamu (2007) dan album musik kedua, Evolusi (2009). SBY pun tak segera berpuas diri. Ia kerap melahirkan lagu-lagu baru yang sesuai dengan suasana batinnya.

Alhasil, peluncuran album musik SBY ketiga bertajuk Ku Yakin Sampai di Sana (2010) dihelat di Teater Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 24 Januari 2010. Album musik yang berisi Sembilan lagu itu dimuat dalam bentuk CD dengan dua versi, versi biasa dan versi kolektor. 

SBY pun berkolaborasi dengan musisi kenamaan Indonesia, macam Vidi Aldiano hingga Joy Tobing. Lagu-lagu yang digubah SBY beragam. Ada yang bertemakan cinta kasih. Ada pula yang cinta negara.

Boleh jadi SBY tak hadir dalam acara peluncuran itu. Namun, ia tetap berpesan lewat sebuah keterangan. SBY ingin segenap rakyat Indonesia dapat mengambil intisari dari albumnya. Sebuah intisari penting bahwa anak muda harus menjelma sebagai agen perubahan.

"Di tengah pergumulan dan perjuangan saya menjalankan amanah rakyat sebagai presiden, sesekali di kala senggang saya mengekspresikan perasaan saya ke dalam bentuk karya seni. Melalui karya-karya seni ini, saya berharap dapat mengkomunikasikan suasana batin saya kepada masyarakat luas, anak-anak bangsa Indonesia. Lagu-lagu ini digubah dari sebuah keyakinan, tidak ada yang bisa mengubah nasib sebuah bangsa, selain anak-anak bangsa itu sendiri dan keyakinan atas pencapaian sebuah tujuan mulia," kata SBY sebagaimana dikutip laman Antara, 24 Januari 2010.