Mengenal Apa Itu Orgasme Kering, Ejakulasi Tanpa Air Mani

JAKARTA - Orgasme kering, atau anejakulasi orgasmik, adalah orgasme tanpa ejakulasi. Artinya penis tidak mengeluarkan air mani saat ejakulasi. Ada beberapa kemungkinan penyebab orgasme kering. Ada yang bersifat sementara, namun ada juga yang bertahan lama atau bahkan permanen. Orgasme kering sendiri bukanlah masalah kesehatan. Namun, ada beberapa masalah kesehatan yang bisa jadi faktor penyebab orgasme kering. 

Orgasme kering dapat berdampak buruk secara mental jika seseorang merasa malu membicarakan masalah tersebut dengan pasangannya. Hal ini juga dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk memiliki anak. 

Biar makin paham, berikut VOI jabarkan beberapa penyebab orgasme kering, dilansir dari Medical News, Jumat, 19 Januari.

Kelainan genetik

Beberapa orang tidak menghasilkan cukup air mani untuk ejakulasi, hal ini mungkin disebabkan karena kelainan genetik. Jika genetik penyebabnya, maka tidak ada yang salah dengan kesehatan orang tersebut.

Kekurangan hormon testosteron

Kadar testosteron yang rendah juga dapat menyebabkan berkurangnya air mani saat ejakulasi. Terutama seiring bertambahnya usia kadar testosteron dalam tubuh makin menurun. Hal ini juga dapat terjadi pada orang dengan ketidakseimbangan hormon.

Penyumbatan

Beberapa masalah orgasme kering bisa juga disebabkan karena penyumbatan di uretra atau saluran ejakulasi, yaitu saluran kecil yang dilalui air mani saat ejakulasi. Kista bisa tumbuh di dalam saluran ini, atau sperma bisa terperangkap dan gagal keluar dari tubuh.

Kerusakan saraf

Kerusakan saraf juga dapat menyebabkan masalah ejakulasi. Kerusakan saraf dapat terjadi akibat kecelakaan yang menyebabkan cedera tulang belakang atau komplikasi dari kondisi lain, seperti kanker, diabetes, atau multiple sclerosis.

Operasi

Perawatan bedah di bagian tubuh dekat penis juga bisa menyebabkan orgasme kering. Seseorang yang menjalani pengangkatan prostat, kandung kemih, atau kelenjar getah bening mungkin tidak lagi menghasilkan air mani atau ejakulasi. Operasi ini memengaruhi otot atau saraf yang berperan dalam ejakulasi.

Misalnya, operasi kanker prostat yang mengangkat prostat atau vesikula seminalis akan menghasilkan orgasme kering permanen. Seperti yang dicatat oleh American Cancer Society, testis masih menghasilkan sel sperma, tetapi tubuh akan menyerapnya kembali dibandingkan memproduksi air mani. Reabsorpsi ini tidak membahayakan tubuh atau menyebabkan komplikasi apa pun selain orgasme kering.

Prosedur pembedahan dan perawatan medis lainnya yang dapat memengaruhi ejakulasi dan menyebabkan orgasme kering meliputi:

  • kistektomi
  • prostatektomi
  • prostatektomi terbuka
  • operasi laser prostat
  • diseksi kelenjar getah bening
  • reseksi transurethral prostat, atau TURP
  • sayatan transurethral pada prostat, atau TUIP
  • terapi gelombang mikro transurethral, atau TUMT
  • terapi radiasi

Mengobati orgasme kering sendiri tidak mungkin dilakukan. Namun, dalam beberapa kasus, mengobati penyebab yang mendasarinya akan mencegah orgasme kering di kemudian hari. Misalnya, jika seseorang mengonsumsi obat tertentu yang menyebabkan orgasme kering, dokter mungkin menyarankan untuk beralih ke obat lain, yang dapat mengatasi gejala ini.

Sedangkan ada kasus dimana orgasme kering tidak dapat diobati seperti operasi pengangkatan prostat. 

Meskipun orgasme kering tidak memengaruhi kesehatan secara keseluruhan, namun dapat memengaruhi kesuburan seseorang. Siapa pun yang mencoba untuk hamil harus berkonsultasi dengan dokter. Yang akan merujuk ke spesialis kesuburan untuk mendiskusikan perawatan dan terapi guna membantu memulihkan kemampuan ejakulasi. Meskipun orang tersebut tidak dapat hamil melalui hubungan seks, ada pilihan lain untuk mengambil sperma dan membuahi sel telur.