Massive Attack Angkat Bicara Soal Boikot Mereka terhadap Konser di Israel Sejak 1999

JAKARTA - Massive Attack membahas tentang boikot mereka terhadap konser di Israel sejak 1999.

Melalui akun resmi X/Twitter, grup trip-hop itu menanggapi komentar seseorang tentang penampilan mereka di Israel. “Pertunjukan kalian di Tel Aviv sungguh luar biasa,” tulis tweet tersebut.

Massive Attack lantas membalas: “Massive Attack belum pernah tampil (dan tidak akan tampil) di Israel sejak permintaan internasional dibuat oleh masyarakat sipil dan lembaga kesenian Palestina pada tahun 2002 (diulangi pada tahun 05 sebagai BDS) sebagai bentuk tekanan tanpa kekerasan terhadap Israel akan mengakhiri pendudukan brutalnya di Palestina.

Mereka melanjutkan: “Grup ini mengambil keputusan untuk tidak tampil di Israel pada 1999 – beberapa tahun sebelum seruan Palestina untuk melakukan boikot internasional – berdasarkan pengamatan kami terhadap penindasan militer, pendudukan dan apartheid.”

Menurut situs Gerakan BDS (boycotts, divestment and sanctions), “Pada 2005, organisasi masyarakat sipil Palestina menyerukan boikot, divestasi dan sanksi (BDS) sebagai bentuk tekanan tanpa kekerasan terhadap Israel.”

Laporan tersebut melanjutkan: “Gerakan BDS diluncurkan oleh 170 serikat pekerja Palestina, jaringan pengungsi, organisasi perempuan, asosiasi profesional, komite perlawanan rakyat dan badan masyarakat sipil Palestina lainnya.

“Terinspirasi oleh gerakan anti-apartheid di Afrika Selatan, seruan BDS Palestina mendesak tekanan tanpa kekerasan terhadap Israel hingga negara tersebut mematuhi hukum internasional dengan memenuhi tiga tuntutan: mengakhiri pendudukan dan penjajahan atas seluruh tanah Arab dan merobohkan Tembok, mengakui hak-hak dasar warga negara Arab-Palestina di Israel atas kesetaraan penuh dan menghormati, melindungi dan memajukan hak-hak pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah dan properti mereka sebagaimana diatur dalam Resolusi PBB 194”

Pada saat artikel ini ditulis, setidaknya 23.469 warga Palestina tewas dan 59.604 terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Gaza (per Al Jazeera). Sementara itu, sekitar 1.200 warga Israel terbunuh sejak 7 Oktober.

Tahun lalu, Massive Attack bekerja sama dengan Fontaines D.C. dan Young Fathers untuk single edisi terbatas 12” untuk mendukung badan amal Médecins Sans Frontières / Doctors Without Borders (MSF).

100 persen keuntungan dari single ini akan disumbangkan ke badan amal tersebut untuk membantu operasi darurat mereka di Gaza dan Tepi Barat. Dalam sebuah pernyataan, para seniman juga menyerukan gencatan senjata segera di wilayah tersebut, “sebagai solidaritas terhadap rakyat Palestina yang hidup di bawah operasi militer brutal”