Turki Tangkap 70 Tersangka Terkait ISIS dalam Operasi Pahlawan

JAKARTA - Otoritas Turki menahan 70 orang tersangka yang terkait dengan kelompok teroris ISIS dalam Operasi Pahlawan yang digelar di seluruh negara itu, kata Kementerian Dalam Negeri.

Dalam unggahannya di media sosial Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya mengumumkan, sejumlah besar uang, materi digital dan kwitansi transaksi perbankan hawala juga ditemukan dalam penggerebekan tersebut, dilansir dari Daily Sabah 12 Januari.

Hawala adalah sistem pengiriman uang informal yang secara tradisional digunakan di beberapa wilayah dunia.

Sebuah video yang menyertai postingan Mendagri Yerlikaya menunjukkan kendaraan keluar dari kantor polisi dan petugas bersenjata berseragam militer menggerebek lokasi, diikuti dengan penggeledahan dan penangkapan.

Pada akhir Desember, pasukan keamanan Turki menahan 32 tersangka militan ISIS yang menurut laporan Anadolu Agency (AA) diduga merencanakan serangan terhadap sinagoga, gereja, dan Kedutaan Besar Irak.

Seminggu sebelumnya, polisi menangkap 304 tersangka teroris ISIS dalam penggerebekan serentak di seluruh Turki dalam apa yang tampaknya merupakan penyisiran keamanan menjelang perayaan Tahun Baru.

Diketahui, ISIS menguasai sepertiga wilayah Irak dan Suriah pada puncak kejayaannya tahun 2014. Meski dipukul mundur, mereka terus melancarkan serangan.

ISIS sendiri tetap menjadi ancaman terorisme terbesar kedua bagi Turki, yang menghadapi risiko keamanan dari berbagai kelompok teroris. Pada tahun 2013, Turki menjadi salah satu negara pertama yang menyatakan ISIS sebagai kelompok teroris.

Kelompok ini telah melakukan serangkaian serangan mematikan di Turki selama dekade terakhir, termasuk pada 1 Januari 2017, yang menewaskan 39 orang saat perayaan Tahun Baru dan pemboman saat pawai perdamaian di Ankara pada Bulan Oktober 2015 yang menewaskan sekitar 105 orang.

Kelompok teroris seperti ISIS, PKK hingga YPG mengandalkan jaringan anggota dan pendukungnya di Turki. Sebagai tanggapan, Ankara telah mengintensifkan tindakan kerasnya terhadap teroris dan hubungan mereka di dalam negeri, melakukan operasi penangkapan dan membekukan aset untuk menghilangkan kelompok teroris.