Tanggapi Kritik Megawati Soal Pemilu, KPU Sebut Sudah Sesuai Aturan

JAKARTA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) memberikan tanggapan terhadap kritik Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri terkait arah Pemilu 2024 yang telah bergeser karena adanya intimidasi.

KPU memastikan, penyelenggaraan Pemilu 2024 sudah sesuai dengan aturan dalam undang-undang (UU) yang berlaku.

Hal tersebut disampaikan Koordinator Divisi Teknis KPU Idham Holik, setelah menghadiri acara "Uji Coba Tiga Rancangan PKPU" di Gedung KPU, Jakarta, Kamis 11 Januari.

"Kami sebagai penyelenggara pemilu, tentunya diamanahkan untuk melaksanakan undang-undang pemilu dan aturan-aturan terkait lainnya," kata Idham.

Soal kritik Megawati, Idham juga menegaskan bahwa penyelenggaraan Pemilu 2024 sudah on the track alias tegak lurus sesuai aturan.

Ia menyatakan, dalam undang-undang, KPU memberikan ruang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk berpartsipasi. Misalnya, Pasal 22E dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang menjelaskan prinsip-prinsip pemilu harus dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali.

"Demokrasi yang baik adanya partisipasi yang besar dari masyarakat, apalagi KPU sejak awal menegaskan mari kita wujudkan secara bersama-sama pemilu yang partisipatif," tegasnya.

Sebelumnya, Megawati menyebut bahwa arah pemilu saat ini telah bergeser dari yang menjunjung kepentingan rakyat, kini beralih menjadi perebutan kekuasaan. Hal itu disampaikannya pada HUT ke-51 PDIP, Rabu 10 Januari.

"Kekuasaan itu tidak langgeng lo, yang langgeng itu yang di atas. Kekuasaan akan berhenti, apa pun jabatannya. Pencermatan saya akhir-akhir ini sepertinya arah pemilu sudah bergeser, ada kegelisahan rakyat akibat intimidasi," ujar Megawati.

Selain itu, presiden ke-5 RI tersebut juga menyentil lembaga penyelenggara pemilu seperti KPU dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Ia menilai, kedua lembaga tersebut belum bekerja dengan benar.

"Ini juga untuk KPU, Bawaslu, tolong dong kerja yang benar. Saya tuh baca di jalan ada baliho, pemilu yang demokratis, di mana ya saya lihat jujur, adil, luber, langsung, umum, bebas. Nah ini bebasnya dan rahasia, jadi tidak digiring lho, tolong ya," imbuh Megawati.