Geng Narkoba Sandera Sipir Penjara, Presiden Ekuador: Kami Sedang Berperang dan Tidak akan Menyerah
JAKARTA - Presiden Ekuador Daniel Noboa pada Hari Rabu mengatakan, negaranya sedang "berperang" dengan geng narkoba yang menyandera sipir penjara, di tengah meningkatnya kekerasan yang menyebabkan orang-orang bersenjata mengambil alih siaran langsung TV dan ledakan di beberapa kota.
Sehari sebelumnya, Presiden Noboa menyebut 22 geng sebagai organisasi teroris, menjadikannya target militer resmi.
"Kami sedang berperang dan kami tidak bisa menyerah dalam menghadapi kelompok teroris ini," kata Presiden Noboa kepada stasiun radio Canela Radio pada Hari Rabu, seperti melansir Reuters 11 Januari.
Pemimpin Ekuador itu memperkirakan sekitar 20.000 anggota geng kriminal aktif di negara tersebut.
Jalan-jalan di ibu kota Quito dan kota pelabuhan Guayaquil lebih sepi dari biasanya pada Hari Rabu, dengan banyak bisnis tutup atau bekerja dari jarak jauh, sementara sekolah-sekolah tutup.
Sebelumnya, penyanderaan lebih dari 130 penjaga dan staf penjara, yang dimulai pada Senin dini hari, menyusul kaburnya pemimpin geng Los Choneros Adolfo Macias dari penjara pada akhir pekan, mendorong Presiden Noboa untuk mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari.
Dia memperketat keputusan tersebut pada Hari Selasa, setelah serangkaian ledakan di seluruh negeri dan pengambilalihan stasiun televisi TC oleh orang-orang bersenjata saat tengah siaran langsung.
Presiden Noboa memastikan, segala upaya dilakukan untuk menyelamatkan para sandera penjara.
Terpisah, sekitar 329 orang, sebagian besar anggota geng seperti Los Choneros, Los Lobos dan Los Tiguerones telah ditangkap sejak keadaan darurat dimulai, kata komandan angkatan bersenjata Jaime Vela pada konferensi pers pada Rabu malam.
"Tidak ada sandera yang dibunuh,” tambah Vela, menanggapi pertanyaan tentang video mengerikan yang beredar di media sosial yang menunjukkan staf penjara menjadi sasaran kekerasan ekstrem, termasuk ditembak dan digantung.
Baca juga:
- Presiden Zelensky Sebut Ukraina Tidak Mendapat Tekanan dari Sekutu untuk Menghentikan Perang
- Houthi Mengatakan Serangan di Laut Merah Respons Terhadap Tindakan AS Pekan Lalu
- Kembali dari Khan Younis, Ahli Bedah Kanada Sebut Sistem Kesehatan Gaza Lebih Buruk dari Perkiraan
- Menhan Italia Sebut Penanganan Serangan Houthi di Laut Merah Jangan Sampai Menimbulkan Perang Baru
Pihak Pemerintah mengatakan, gelombang kekerasan terbaru ini merupakan reaksi terhadap rencana Presiden Noboa untuk membangun penjara baru dengan keamanan tinggi bagi para pemimpin geng. Presiden Noboa mengatakan kepada stasiun radio, desain dua fasilitas baru akan diumumkan besok (hari ini).
"Segala sesuatunya mulai terkristalisasi tetapi kita harus sadar bahwa hal ini tidak dapat dilakukan dalam semalam," kata Vela tentang penjara.
Sementara itu, otoritas penjara SNAI mengatakan ada 125 penjaga yang disandera, sementara 14 lainnya adalah staf administrasi. Sebelas orang dibebaskan pada Hari Selasa, kata badan itu.