Israel Buka Kembali Kegiatan Ekonominya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu: Kami Negara Pertama yang Bangkit

JAKARTA - Israel membuka kembali sebagian besar ekonominya termasuk mal dan fasilitas rekreasi pada Minggu, yang menurut pemerintah dimungkinkan karena vaksin COVID-19 telah diberikan kepada hampir setengah populasi.

Toko-toko telah dibuka kembali, tetapi akses ke pusat kebugaran, hotel, dan bioskop hanya terbatas untuk orang-orang dengan "tiket hijau" yakni mereka yang telah mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19, atau telah pulih dari penyakit dan diduga memiliki kekebalan.

"Kami adalah negara pertama di dunia yang bangkit kembali berkat jutaan vaksin yang kami bawa. Sudah divaksin? Dapatkan Tiket Hijau dan hiduplah kembali," cuit Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dikutip dari Antara, Senin 22 Februari.

Pemegang tiket dapat membuktikan statusnya dengan menunjukkan sertifikat vaksinasi atau mengunduh aplikasi kementerian kesehatan yang ditautkan ke data medis mereka.

Tepat setahun setelah kasus virus corona pertama tercatat di Israel, pembatasan setiap hari Minggu telah dilonggarkan sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk membuka ekonomi lebih luas bulan depan, ketika Netanyahu bersiap untuk kembali terpilih dalam pemilu.

Aturan memakai masker dan menjaga jarak sosial masih berlaku. Sinagog, masjid, atau gereja diharuskan untuk membagi dua ukuran jemaah normalnya.

Anak-anak sekolah dasar dan murid dalam dua tahun terakhir sekolah menengah melanjutkan kelas di kota-kota dengan tingkat penularan terkendali. Murid sekolah menengah masih belajar di rumah, mendorong beberapa orang untuk melakukan protes dengan duduk di sebuah mal.

"Saya sudah setahun tidak bersekolah," kata seorang demonstran berusia 14 tahun, Rotem Bachar.

"Apakah masuk akal membuka mal untuk orang banyak, sementara kami tidak dapat menghadiri kelas jika dibatasi hanya 15 hingga 20 siswa dan memiliki tindakan pencegahan lainnya?"

Israel telah memberikan sedikitnya satu dosis vaksin Pfizer Inc kepada lebih dari 46 persen dari 9 juta populasinya, kata kementerian kesehatan. Kementerian tersebut mengatakan pada Sabtu 21 Februari bahwa risiko penyakit akibat COVID-19 turun 95,8 persen di antara orang yang menerima kedua suntikan tersebut.

Israel telah mencatat lebih dari 740.000 kasus dan 5.500 kematian akibat COVID-19, dan menuai kritik terhadap pemberlakuan penguncian nasional oleh pemerintahan Netanyahu yang terkadang tidak benar-benar ditegakkan.