Tentang Alexander Graham Bell, Penemu Solusi Komunikasi Jarak Jauh

JAKARTA - Telepon merupakan salah satu benda yang paling berjasa dalam hidup manusia. Bagaimana tidak, karena telepon, manusia dapat berkomunikasi meskipun berada di tempat yang berjauhan. Seiring berkembangnya zaman, jenis-jenis telepon pun berkembang. Kini kita memiliki telepon yang dapat dibawa ke mana-mana atau kerap disebut telepon genggam. Namun pernah terpikirkah bagaimana telepon diciptakan? 

Pada 7 Maret 1876, Alexander Graham Bell saat itu berusia 29 tahun. Ia berhasil mematenkan penemuan barunya yang revolusioner dan hingga kini sangat kita rasakan kegunaannya, yaitu telepon. Alexander Graham Bell lahir di Skotlandia, lalu bekerja bersama ayahnya, Melville Bell, di London. Alexander dan Melville Bell lalu mengembangkan sistem bernama Visible Speech, sebuah sistem tertulis yang digunakan untuk mengajar berbicara kepada para tunarungu. Pada 1870-an, Alexander dan ayahnya pindah ke Boston, Massachusetts, di mana ia bekerja sebagai guru di Pemberton Avenue School for the Deaf. 

Tak disangka, Alexander bertemu dengan tambatan hatinya di sekolah tersebut. Perempuan ITU merupakan muridnya yang bernama Mabel Hubbard. Ia lalu menikahi Mabel pada 11 Juli 1877. Mabel adalah anak dari Gardiner Hubbard, salah satu investornya saat membuat telepon. Ia tuli sejak kecil.

Namun proses untuk bisa menghasilkan telepon yang bisa dipatenkan bukanlah jalan yang mulus. Sebelum itu, pada 1871 Alexander mulai mengerjakan perangkat yang dikenal sebagai telegraf multi atau harmonis (transmisi telegraf dari beberapa pesan yang diatur ke frekuensi berbeda) saat pindah ke Boston. Dia mendapatkan dukungan finansial oleh investor lokal Thomas Sanders dan Gardiner Hubbard.

Dikutip dari Biography, Sabtu 7 Maret 2020, antara 1873 dan 1874, Alexander menghabiskan siang dan malam untuk  menyempurnakan telegraf harmonisnya. Tetapi selama dilakukannya eksperimen tersebut, ia menjadi tertarik pada ide lain yaitu mentransmisikan suara manusia melalui kabel.

Pengalihan tersebut membuat frustrasi para donaturnya dan Thomas Watson, seorang tukang listrik yang terampil, dipekerjakan untuk mengembalikan fokus Bell pada telegraf harmonis. Tetapi Thomas Watson ikut terpikat dengan ide Alexander tentang transmisi suara dan keduanya menjadi duo yang hebat. Alexander Graham Bell menjadi pria yang memiliki ide dan Thomas Watson memiliki keterampilan untuk membuat ide-ide Alexander menjadi kenyataan.

Selama 1874 dan 1875, Bell dan Watson bekerja pada telegraf harmonis dan perangkat transmisi suara. Meskipun pada awalnya frustrasi oleh pengalihan itu, para donatur melihat nilai pada transmisi suara dan mengajukan paten pada gagasan itu. Konsep tersebut dilindungi, tetapi perangkat itu masih harus dikembangkan. Pada 1876, Bell dan Watson akhirnya berhasil.

Suatu hari Alexander menyenggol wadah berisi cairan transmisi dan berteriak. Teriakan tersebut menjadi legenda hingga kini, yaitu 'Tuan Watson, kemarilah, aku membutuhkanmu'. Ternyata suara tersebut bertransmisi ke kawat dan didengar oleh Thomas Watson. Momen tersebut merupakan pertama kalinya telepon digunakan. 

Dengan keberhasilan ini, Alexander mulai mempromosikan telepon dalam serangkaian demonstrasi publik. Pada Pameran Centennial yang digelar pada 1876 di Philadelphia, ia mendemonstrasikan telepon kepada Raja Brasil, Dom Pedro, yang kala itu langsung berseru "Ya Tuhan, ini bisa berbicara!" 

Pada Januari 1915, Alexander Graham Bell diundang untuk melakukan panggilan telepon lintas benua pertama. Dari New York, ia berbicara dengan mantan rekannya Thomas Watson yang tengah berada di San Francisco. 

Alexander Graham Bell meninggal dengan tenang pada 2 Agustus 1922, di rumahnya di Baddeck di Pulau Cape Breton, Nova Scotia, Kanada. Tak lama setelah kematiannya, seluruh sistem telepon dimatikan selama satu menit untuk menghormati kejeniusannya yang membawa kehidupan lebih modern.