Sejarah Penemuan Exoplanet, Planet Terjauh di Galaksi Bima Sakti
JAKARTA – Exoplanet merupakan planet di luar tata surya, tetapi masih berada di dalam Galaksi Bima Sakti. Planet ini biasanya mengorbit bintang lain, seperti aktivitas Bumi yang mengorbit Matahari.
Saat ini, jumlah exoplanet yang telah dikonfirmasi oleh Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mencapai 5.496 planet. Masih banyak exoplanet yang belum dijelajahi dan jumlah yang belum dikonfirmasi mencapai 9.820 planet.
Bukti kehadiran exoplanet pertama kali muncul pada tahun 1917 dan ditemukan oleh seorang astronom bernama Adriaan van Maanen. Astronom ini mengidentifikasi katai putih atau katai degenerasi tercemar yang saat ini dinamakan Bintang van Maanen.
Meski buktinya sudah ada sejak lama, exoplanet ini baru dikonfirmasi pada tahun 1990. Setelah konfirmasi pertama itu, exoplanet terus ditemukan hingga jumlahnya mencapai ribuan. Secara aktif, NASA terus mencari kehadiran exoplanet menggunakan teleskop antariksa.
Exoplanet yang sudah dikonfirmasi dan belum dikonfirmasi sejauh ini masih berada di wilayah Galaksi Bima Sakti. Exoplanet terdekat dari Bumi adalah Proxima Centauri b. Planet ini berjarak sekitar empat tahun cahaya, satu tahunnya setara dengan 9,46 triliun kilometer.
Seluruh exoplanet yang ditemukan para astronom memiliki nama, tetapi namanya selalu panjang dan rumit untuk diingat karena tidak sesederhana nama planet di tata surya. Sebenarnya, ada alasan di balik penamaannya yang panjang.
Para astronom harus mencari cara untuk mengkategorikan planet-planet tersebut. Untuk membedakan jenisnya, nama exoplanet menggunakan alfanumerik dan nama diri berdasarkan abjad seperti Kepler-20d atau TRAPPIST-1e.
Baca juga:
Bagian pertama dari nama exoplanet adalah nama teleskop atau jenis survei yang menemukan planet tersebut. Berikutnya, exoplanet akan menggunakan nomor pada namanya sesuai dengan posisi dari planet tersebut.
Sementara itu, huruf kecil pada nama exoplanet merupakan urutan penemuannya. Planet yang ditemukan pertama kali akan diberikan huruf b, lalu planet berikutnya akan diberi nama c, d, e, f, dan seterusnya.
Kategori huruf untuk menentukan urutan penemuan harus menggunakan huruf kecil. Pasalnya, huruf besar seperti A, B, C, dan seterusnya hanya digunakan untuk bintang yang diorbit. Exoplanet juga tidak menggunakan huruf A karena huruf ini hanya digunakan pada bintang yang diorbit.