Presiden Jokowi Buka Opsi Vaksin Astrazeneca Dikirim Khusus untuk Satu Provinsi
JAKARTA - Presiden Joko Widodo membuka opsi pendistribusian vaksin COVID-19 jenis AstraZeneca hanya akan dikirim ke satu provinsi saja untuk disuntikkan kepada masyarakat.
Kata Jokowi, opsi ini tengah dipertimbangkan oleh Kementerian Kesehatan, dilihat dari pengelolaan manajemen penyuntikannya.
"ini masih dalam pembicaraan di Kemenkes apakah vaksin AstraZeneca ini nanti akan dikhususkan di sebuah provinsi sendiri, sehingga pengelolaan manajemennya lebih mudah, ini yang belum diputuskan," kata Jokowi dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden pada Sabtu, 20 Februari.
Jokowi bilang, pada akhir bulan Februari atau awal Maret vaksin yang diproduksi dari perusahaan farmasi asal Inggris ini akan tiba di tanah air dengan 4,6 juta dosis.
Baca juga:
Jika AstraZeneca didistribusi ke berbagai daerah, Jokowi menganggap akan merepotkan teknis vaksinasi menggunakan jenis Sinovac yang telah berjalan. Kata dia, jangka waktu pemberian vaksinasi dosis pertama ke dosis kedua antara Sinovac dan Astrazeneca berbeda.
"Kalau Sinovac itu (jangka waktu suntikan) 2 minggu. kalau AstraZeneca itu saya mendapat infomrasi suntikan pertama dan kedua memakan waktu berbeda, 1 bulan sampai 2 bulan,"ungkapnya.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan mengeluarkan izin kedaruratan atau emergency use authorization (EUA) vaksin COVID-19 merek AstraZeneca.
"Kami sudah mendapatkan informasi juga bahwa memang emergency use listing, dari WHO untuk vaksin AstraZeneca yang akan didistribusikan melalui kerjasama multilateral itu sudah dikeluarkan. Tugasnya BPOM adalah menerbitkan EUA," kata Kepala BPOM Penny Lukito.
Penny menjelaskan, meskipun WHO telah memasukkan AstraZeneca dalam daftar persetujuan penggunaan darurat, setiap negara akan menindaklanjutinya dengan menerbitkan EUA. Dalam hal ini adalah BPOM.
Saat ini, BPOM sebagai otoritas pengawas obat masih menunggu dossier atau kumpulan dokumentasi yang komprehensif, profesional tentang bahan baku farmasi produksi AstraZeneca.