Baru Sebulan Saja, COVID-19 Sudah Buat Angkasa Pura I Kehilangan Rp207 Miliar

JAKARTA - Virus corona atau COVID-19 tidak hanya menyebar di China tetapi juga telah sampai ke beberapa negara lain, termasuk Indonesia. Akibat mewabahnya virus ini, sektor pariwisata dan industri, termasuk pelayanan bandara terkena dampaknya.

PT Angkasa Pura I mengaku, harus menanggung hilangnya pendapatan hingga Rp207 miliar sepanjang Januari hingga Februari akibat COVID-19. Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi mengatakan, kerugian tersebut akibat kebijakan penghentian penerbangan dari dan ke China sejalan dengan meluasnya COVID-19.

Faik menjelaskan, kehilangan Rp207 miliar ini berasal dari penerbangan baik internasional maupun domestik, dengan kisaran rata-rata sekitar Rp100 miliar per bulan.

"Dari hitungan kami Januari-Februari loss oportunity dari dihentikannya beberapa penerbangan baik domestik atau internaional per dua bulan ini sekitar Rp207 miliar. Kami belum menghitung dampak dari non aero bisnisnya, restoran dan hotel," katanya, disaat ditemui di Gedung GS8, Gambir, Jakarta, Jumat, 6 Maret.

Menurut Faik, dari total Rp207 miliar kerugian AP I, khusus untuk penerbangan dari dan ke China total kerugiannya mencapai Rp48 miliar. Sebab, per hari ada sekitar 35 penerbangan dengan jumlah 6.800 penumpang dari China.

"Dampaknya tentu cukup signifikan. Kami sudah hitung dampak secara finansial loss opportunity pendapatan kami dari 35 penerbangan per hari yg di-cancel dari China mainland sekitar Rp48 miliar. Itu hanya dari sisi penerbangan dari China," jelasnya.

Berdasarkan data AP I pada Januari-Februari 2020, total ada sekitar 12.703 penerbangan yang harus dibatalkan dari 15 bandara. Perinciannya, sebanyak 11.680 penerbangan domestik dan sisanya 1.023 penerbangan international.

Faik berujar, hal tersebut belum termasuk dengan proyeksi penundaan ibadah umrah yang akan menambah beban kerugian bagi perseroan. Menurut dia, cukup banyak jemaah umrah yang terbang melalui bandara yang dikelola AP I, yakni sekitar 90 penerbangan per bulan.

Lebih lanjut kata Faik, dampak dari mewabahnya COVID-19 ini akan lebih besar di bulan-bulan selanjutnya. Karena akan banyak pembatalan penerbangan.

"Kemungkinan dampak dari ini dengan ada penghentian umrah akan lebih besar lagi. Jadi ini suatu hal yang terjadi dan dirasakan seluruh pelaku bisnis aviasi. Itu dampak yang sekarang terjadi secara komersial," tuturnya.