Drama Skandal Uji Tabrak Belum Usai, Daihatsu Akui Melakukan Manipulasi Selama 30 Tahun
JAKARTA - Daihatsu, pabrikan kendaraan asal Jepang, membuat heboh jagat industri otomotif dunia di tahun 2023 ini dengan mengaku telah memanipulasi data hasil uji tes keselamatan tabrak samping. Dari laporan Daihatsu yang dilaporkan secara internal pada April 2023 ada sekitar 88 ribu unit mobil terdampak akibat skandal manipulasi ini melibatkan mobil dari merek lain, termasuk Toyota yang merupakan perusahaan induk.
Hasil investigasi tersebut berhasil dikeluarkan oleh Komite Independen Pihak Ketiga yang diketuai oleh Makoto Kaiami. Dan kabar terbaru yang mengejutkan kembali datang dari perusahaan tersebut menyangkut skandal ini.
Dilansir dari CNN International, Kamis, 28 Desember, pihak Daihatsu mengakui bahwa mereka telah memalsukan hasil uji keselamatan kendaraannya selama lebih dari 30 tahun. Saat ini, pihak produsen masih menghentikan produksi dalam negeri di Jepang.
Pabrikan yang terkenal dalam menghadirkan mobil berukuran kecil tersebut telah menghentikan produksi pada keempat pabriknya di negeri Sakura tersebut sejak Selasa lalu, termasuk pada satu kantor pusatnya di Osaka, demikian yang diungkapkan oleh seorang juru bicara perusahaan.
Penutupan ini akan berlangsung setidaknya hingga akhir Januari dan berdampak pada sekitar 9.000 karyawan yang bekerja di produksi dalam negeri. Langkah ini dilakukan ketika Daihatsu bergulat dengan skandal keselamatan yang semakin parah yang menurut Toyota “telah mengguncang fondasi perusahaan”.
Menurut laporan tersebut, kasus tertua ditelusuri kembali ke tahun 1989 dengan peningkatan jumlah kasus sejak tahun 2014 lalu. Merespons fenomena tidak mengenakan ini, Toyota berjanji akan merombak keseluruhan sistem perusahaan dari Daihatsu.
“Ini akan menjadi tugas yang sangat penting yang tidak dapat diselesaikan dalam semalam,” kata perusahaan raksasa tersebut.
Baca juga:
Hasil investigasi uji tabrak yang baru-baru ini dikeluarkan, ditemukan 174 kasus baru dalam 25 item pengujian, di luar manipulasi uji tabrak sisi tiang pada Mei lalu. Laporan menyebut terdapat kejanggalan pada 64 model dan 3 mesin, termasuk model yang dalam masa pengembangan maupun yang dihentikan produksinya.