Program KTP Sakti Ganjar Pranowo Disambut Antusias Warga Majalengka

MAJALENGKA - Sebanyak 5.000 warga antusias menyambut kedatangan Ganjar Pranowo di Desa Putridalem Kecamatan Jatitujuh, Majalengka, Sabtu (23/12/2023). Mereka senang dan menilai program Capres nomor urut 3 itu menyentuh hingga rakyat kecil, terutama KTP Sakti.

Tiba di lokasi, warga langsung menyerbu Ganjar. Mereka meminta salaman dan tidak mau ketinggalan momen dengan mengarahkan kamera ponselnya ke mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode itu.

Dari jalan raya, Ganjar harus berjalan menembus ribuan massa yang ada di hadapannya untuk menuju tempat acara. Sedangkan orang-orang yang berada di tenda memaksa berdiri di atas kursi untuk menyapa politikus berambut putih itu.

Dalam kesempatan itu, Ganjar menyampaikan program KTP Sakti yang akan direalisasikan bersama Cawapres-nya, Mahfud MD.

Katanya, program KTP Sakti ini bakal menyatukan berbagai program bansos yang sudah ada, seperti Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Kartu Sembako Murah, Kartu Prakerja, Kartu Tani, dan Kredit Usaha Rakyat (KUR), menjadi satu supaya lebih terpadu.

Ganjar menilai KTP Sakti merupakan upaya konkret dan solutif untuk memberikan program gerak cepat yang lebih baik untuk rakyat Indonesia.

"Jadi kita bereskan data di Indonesia biar nanti semuanya sesuai dan tepat sasaran," ujar Ganjar.

Pendataan, lanjut Ganjar, menggunakan basis NIK di dalam kartu penduduk yang disebut sebagai KTP Sakti.

"Nanti tinggal pakai NIK semuanya terdata, mulai pekerjaan, termasuk miskin atau tidak. Atau misal petani punya lahan apa penggarap, itu kita data pakai satu kartu, yang kita sebut KTP Sakti," paparnya.

Program Ganjar tersebut membuat warga senang karena berpihak kepada rakyat kecil. Misalnya, Desfi, yang merespon baik program satu keluarga miskin satu sarjana.

"Program itu sangat bagus karena mempermudah warga dalam mengakses kemudahan-kemudahan program pemerintah," papar Desfi.

Ia juga menambahkan, KTP Sakti itu nantinya dapat menjadikan program bisa tepat sasaran. Misalnya satu keluarga miskin satu sarjana.