Rupiah Diramal Menguat Usai The Fed Isyaratkan Kenaikan Suku Bunga Selesai

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada hari kamis 21 Desember 2023 diperkirakan akan kembali bergerak menguat di tengah the Fed mengisyaratkan fase kenaikan suku bunga di 2023 telah berakhir dan akan menurunkan suku bunga pada tahun 2024.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari rabu 20 Desember, Kurs rupiah spot melemah tipis 0,03 persen ke Rp15.511 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jisdor ditutup turun tipis 0,04 persen ke level harga Rp15.512 per dolar AS.

Direktur PT.Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan The Fed mengisyaratkan bahwa pihaknya telah selesai menaikkan suku bunga dan akan menurunkan suku bunga pada tahun 2024.

Tindakan ini memicu pelemahan tajam dolar, dan meningkatkan spekulasi mengenai kapan bank sentral akan mulai memangkas suku bunga.

Goldman Sachs memperkirakan akan ada lima pemotongan pada tahun 2024, dengan sebagian besar pemotongan tersebut bias dilakukan pada paruh pertama tahun ini.

"Harga Fed Fund berjangka menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang lebih dari 67 persen untuk penurunan 25 basis poin pada bulan Maret 2024. Bank sentral juga diperkirakan akan memangkas suku bunga lebih lanjut pada bulan April dan Mei," Jelasnya dalam keterangan resminya kamis 21 Desember.

Namun para pejabat Fed memperingatkan bahwa perdagangan ini masih berisiko, terutama jika inflasi tetap kaku dan memerlukan kebijakan suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dari The Fed.

Para pedagang juga sebagian besar mengabaikan peringatan dari pejabat The Fed bahwa antusiasme terhadap penurunan suku bunga awal terlalu dilebih-lebihkan, dengan penurunan berkelanjutan dalam dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah menunjukkan semakin besarnya keyakinan bahwa suku bunga dapat mulai turun pada bulan Maret 2024.

Uang beredar dalam arti luas (M2) diproyeksikan akan meningkat cukup tinggi pada pesta demokrasi 2024.

Selama empat bulan sebelum pemilu dan satu bulan setelah pemilu, tren M2 sejak Pemilu 2004 selalu meningkat.

M2 dalam pemilu 2004 meningkat Rp14,8 triliun. Sementara pada pemilu 2009, M2 meningkat Rp82,7 triliun. Kemudian pada pemilihan presiden pada 2014, posisi M2 meningkat hingga Rp165,5 triliun.

Sementara pada 2019 naik hingga Rp189,7 triliun. Artinya, bila sesuai dengan proyeksi, uang beredar pada pemilu 2024 akan naik lebih tinggi dari sebelumnya, akan tembus setidaknya di angka Rp219,7 triliun.

Untuk itu, peredaran uang yang semakin tumbuh dapat mendorong aktivitas masyarakat untuk belanja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

Saat ini, Indonesia menghadapi the longest and the largest election, diharapkan uang beredar lebih tinggi lagi, ini political driven untuk konsumsi, sehingga akan perpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di kuartal keempat 2023 bisa diatas 5 persen.

Melihat data Bank Indonesia (BI) per Oktober 2023 atau empat bulan sebelum Pemilu 2024, posisi M2 pada Oktober 2023 tercatat sebesar Rp8.505,4 triliun atau tumbuh 3,4 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan kamis 21 Desember dalam rentang harga Rp15.490- Rp15.550 per dolar AS.