Bisnis di Apartemen Cengkareng, Remaja 22 Tahun Mampu Hasilkan Rp5 Miliar, Tapi ‘Keburu’ Ditangkap
JAKARTA - Satuan Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat mengungkap home industri tembakau gorila (sinte) senilai Rp5 miliar di sebuah apartemen, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Bisnis itu dijalankan oleh remaja 22 tahun bersama temannya.
Dari pengungkapan tersebut petugas berhasil menyita 100,350 gram (103 Kg) ganja jenis gorila serta bahan dan alat pembuat tembakau gorila (sinte).
Dalam aksinya, pelaku menyewa apartemen kawasan Cengkareng, Jakarta Barat untuk memproduksi tembakau sintetis yang rencananya akan diedarkan saat perayaan tahun baru.
Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes M Syahduddi menjelaskan, pengungkapan tembakau sintetis itu terungkap setelah adanya laporan dari masyarakat. Kemudian dilakukan penyelidikan.
Dari informasi tersebut penyidik menangkap remaja berinisial DA (22). Pelaku saat ditangkap tengah sendiri di apartemen.
"Pelaku DA kami tangkap pada hari Minggu, 10 Desember sekitar pukul 21.30 WIB di apartemen kawasan Cengkareng, Jakarta Barat. Diamankan kurang lebih 103 kilogram tembakau sintetis," ujarnya, Rabu, 20 Desember.
Dari tangan pelaku didapati sebanyak kurang lebih 103 kilogram tembakau sintetis siap edar. Hasil pemeriksaan terungkap jika pelaku DA berperan mencampurkan cairan yang sudah diracik dengan tembakau murni hingga menjadi narkotika.
Baca juga:
"Peran DA adalah yang mencampurkan cairan yang sudah jadi dengan tembakau murni sehingga menjadi tembakau sintetis," katanya.
Dalam pengungkapan ini, dua orang pelaku lainnya masih diburu. Pelaku yang masih DPO berinisial FA berperan sebagai peracik cairan dan AK berperan sebagai pengendali.
Dalam aksinya pelaku DA hanya berperan mencampurkan cairan sintetis ke tembakau murni. Nantinya jika sudah jadi, tembakau itu akan disebar untuk dijual ke pasaran.
Namun sebelum diedarkan, polisi telah terlebih dahulu mengamankan pelaku. Sehingga tembakau sintetis yang rencananya disebar di wilayah DKI Jakarta itu gagal terjual.
Kombes Syahduddi mengatakan, jika perkilogramnya tembakau sintetis itu bisa laku Rp50-60 juta per kilogram di pasaran.
"Rencananya akan diedarkan di wilayah DKI Jakarta. Jika dikalkulasikan tembakau sintetis ini kalau jika terjual semua mencapai Rp5 miliar," katanya.
Dari hasil pemeriksaan, pelaku baru tahun ini mulai memproduksi tembaku sintetis. Belum diketahui pasti berapa keuntungan yang didapat pelaku. Pasalnya, dua pelaku DPO masih belum tertangkap. Sebab home industri tembakau sintetis itu dikendalikan oleh pelaku yang masih DPO.
Atas perbuatannya, pelaku DA disangkakan Pasal 113 Ayat (2) Sub Pasal 112 Ayat (2) UURI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dan Permenkes Nomor 36 Tahun 2022 Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika.