Mencari Tahu Batas Etik Edit Foto, Lewat Viral Pemandangan Gunung Gede Pangrango
JAKARTA - Foto viral pemandangan Gunung Gede Pangrango yang terlihat jelas dari kawasan Kemayoran ramai dibicarakan warganet. Banyak yang memertanyakan keaslian foto tersebut hingga menduga gambar pemandangan itu hasil suntingan.
Terkait unggahan viralnya itu, sang empunnya foto, Ari Wibisono telah memberikan klarifikasi. Menurutnya foto tersebut diambil pada Rabu, 17 Februari pagi dari lokasi Jembatan Jalan HBR Motik, Kemayoran.
Adapun perlengkapan yang digunakan antara lain kamera mirrorless dengan lensa tele-zoom berukuran 260mm. Dalam postingan klarifikasinya, Ari mengatakan jika foto tersebut telah melalui proses editing menggunakan Adobe Lightroom.
"Intinya saya tidak ada niatan untuk mengcrop foto (tempel foto). Demi Allah SWT ini foto hasil keringat dan jeripayah saya," tulisnya.
Lantas haramkah penggunaan software editing dikalangan fotografer? VOI bertanya dengan Rudolf Maurits dari komunitas StageID. Menurutnya, penggunaan software cukup lumrah dan wajar digunakan dalam pemotretan, apalagi foto landscape.
Tujuannya tak lain untuk mempertajam gambar dan saturasi warna pada foto. Hanya saja Rudolf menekankan, proses editing foto diperbolehkan pada batasan tertentu.
"Ya pasti software editing untuk landscape, biasa digunakan untuk menyempurnakan foto kurang sempurna dengan menaikkan hance saturasi warna biar menarik, jadi enggak flat," ujar Rudolf saat berbincang dengan VOI, Kamis, 18 Februari.
"Kalau sebatas warna masih wajar dan memang banyak juga yang melakukannya. Apalagi kalau untuk mengikuti kompetisi memotret," imbuhnya.
Rudolf meyakini, dalam industri fotografi memang ada dua kubu berbeda mengenai penggunaan software editing. Terlepas dari spesifikasi kamera maupun lensa yang digunakan dalam memotret suatu objek atau pemandangan.
"Ada kubu yang mengharamkan untuk menambah atau mengurangi foto dan satu kubu yang meyakini jika foto boleh diedit sampai batas tertentu saja karena di industri fotografi apalagi untuk model atau cover majalah mungkin proses editing masih bisa diterima," paparnya.
Jadi bisa dikatakan, foto pemandangan viral Gunung Gede Pangrango dari kawasan Kemayoran itu memang telah melalui proses editing. Hanya saja poin yang perlu ditekankan, seorang fotografer tidak boleh melakukan digital imaging.
"Menurut gue, poin yang perlu ditekankan jika menambah dan mengurangi konten foto itu sudah bukan fotografi, tapi digital imaging. Jadi ya enggak usah repot-repot beli alat, tinggal gabungin gambar Hi-Res image tinggal karang-karang sendiri juga bisa," pungkasnya.