JAKARTA - Perdebatan soal foto viral Gunung Gede Pangrango telah selesai. Meski begitu fotografer Ari Wibisono membagikan sedikit tips dan trik untuk memotret Gunung Gede Pangrango.
Kepada VOI, Ari membeberkan proses dari awal hingga akhirnya foto tersebut viral di lini masa. Ari mengatakan, foto tersebut diambilnya pada Rabu pagi 17 Februari saat hunting spot foto di daerah Kemayoran, Jakarta.
"Baru kali ini motret viral dan heboh banget, padahal ngambil fotonya juga dadakan," kata Ari saat berkunjung ke redaksi VOI, Kamis 18 Februari malam.
Adapun perlengkapan yang dibawanya saat memotret dengan kamera Nikon D7100 dengan lensa Nikon 55-300 tanpa tripod. Selama kurang lebih 1 jam, dirinya menunggu momen terbaik untuk foto dengan latar Gunung Gede Pangrango.
"Enggak pakai tripod dadakan saja, sekitar jam 6-7 pagi, jadi mengambil fotonya portrait memanjang ke bawah sembari mengatur napas untuk ambil beberapa frame objek," paparnya.
Setelah mencoba berulang kali, akhirnya Ari menemukan komposisi pengaturan kamera terbaiknya pada shutter speed 1/300, F/7.1, ISO 100 dengan focal length 260 mm. Hasilnya ada bajaj dan mikrolet yang tertangkap kameranya dalam satu frame.
BACA JUGA:
“Saya mulai shutter speed 500, aperture 16 turun ke 7.1, jadi mendapatkan shutter speed 300 aperture 7,1, ISO 100, nah saya kan motret banyak cuma ada satu doang yang pas dengan apa yang saya pingin buat gambarkan kota Jakarta," tuturnya.
Sebelum diunggah ke laman media sosial, Ari lebih dulu mengolah hasil jepretannya menggunakan software editing Adobe Lightroom. Dirinya menegaskan tidak ada proses olah digital lain atau gambar tempelan dalam hasil suntingan fotonya.
"Karena setingan kamera mode normal, standart dan netral 0. Jadi saya lakukan natural editing mulai dari highlight shadow, contrast dan saturasi warnanya, bagian bawah saya crop satu level karena memang mau diunggah ke medsos," jelasnya.