Lifting Minyak Hanya 660 Ribu BOPD, Pemerintah Genjot Produksi Gas RI

JAKARTA - Produksi minyak mentah dalam negeri tahun ini baru mencapai 604 ribu barel oil per hari (BOPD) dari target yang ditetapkan sebesar 660 ribu BOPD.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin tasrif mengakui jika target tersebut tidak akan tercapai pada tahun ini. Untuk itu pihaknya akan menggenjot lifting gas bumi pada tahun 2024.

"Minyaknya enggak (mencapai target). Gasnya InsyaAllah. Tahun depan ya gasnya yang akan kita dorong lebih banyak," ujar Arifin yang dikutip Senin 11 Desember.

Arifin menegaskan jika meskipun mengandalkan gas, produksi gas tidak bisa didorong tiap tahun melainkan juga harus didukung oleh kegiatan eksplor secara masif untuk menemukan cadangan gas raksasa.

"Tapi memang minyak dan gas gak bisa setiap tahun, misalnya ENI kita dorong 2028 ya sekarang kita cari yang gede-gede dulu," lanjut Arifin.

Untuk itu, kata dia, saat ini pemerintah tengah mengoptimalkan sumur-sumur marginal. Arifin menyebut, meski mengandalkan sumur tersebut, tidak akan berpengaruh signifikan terhadap capaian lifting minyak nasional.

Asal tahu saja, IOGCC mendefinisikan sumur marjinal sebagai sumur yang menghasilkan 10 barel minyak atau 60 Mcf gas alam per hari atau kurang.

"Kita kan udah lama enggak melakukan eksplorasi. Baru sekarang kita melakukan eksplorasi gede-gedean. Ada Andaman 1, Andaman 2, Andaman 3. Kan udah nemu juga Andaman 3 yang Mubadala," tuturnya.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan raihan kinerjanya pada Kuartal III 2023 kepada Komisi VII DPR RI.

Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto melaporkan, hingga 31 Oktober 2023, realisasi lifting minyak berada pada level 604,3 barel minyak per hari (BOPD) atau 91,6 persen dari target yang ditetapkan dalam APBN sebesar 660.000 BOPD.

Sedangkan realisasi salur gas hingga Oktober 2023 baru mencapai 5.353 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau sebesar 86,9 persen dari target yang termaktub dalam APBN sebesar 6.160 MMSCFD. SKK Migas memproyeksikan salur gas akan mencapai 5.400 MMSCFD atau 87,7 persen dari target APBN pada Desember 2023.