Meta Dituduh Melanggar Hukum Konsumen UE dengan Layanan Langganan Tanpa Iklan
JAKARTA - Layanan langganan tanpa iklan milik Meta Platforms, yang dikenakan biaya dan diluncurkan di Eropa bulan ini, melanggar hukum konsumen UE, demikian kata kelompok konsumen terbesar di Eropa pada Kamis 30 November ketika mereka mengadukan perusahaan itu ke otoritas perlindungan konsumen.
Keluhan bersama dari Organisasi Konsumen Eropa (BEUC) dan 18 anggotanya kepada jaringan otoritas perlindungan konsumen (CPC) muncul dua hari setelah kelompok advokasi NOYB mengajukan keluhan kepada pengawas privasi Austria. Mereka mengatakan layanan baru Meta sama saja dengan membayar biaya untuk memastikan privasi.
Meta merujuk pada blogpost-nya pada 30 Oktober ketika mengumumkan langkah tersebut.
"Pilihan bagi orang untuk membeli langganan tanpa iklan seimbang dengan persyaratan regulator Eropa sambil memberikan pilihan kepada pengguna dan memungkinkan Meta untuk terus melayani semua orang di UE, EEA, dan Swiss," tulis perusahaan tersebut.
Namun BEUC menyoroti beberapa isu. "Meta melanggar hukum konsumen UE dengan menggunakan praktik-praktik yang tidak adil, menipu, dan agresif, termasuk memblokir sebagian pengguna dari menggunakan layanan untuk memaksa mereka mengambil keputusan dengan cepat, dan memberikan informasi yang menyesatkan dan tidak lengkap dalam prosesnya," kata Wakil Direktur Jenderal BEUC, Ursula Pachl.
Baca juga:
- Kontroversi Elon Musk di X, Analis Prediksi Adanya Peningkatan Pengiklan yang Mundur
- Presiden Microsoft: AI Super-Canggih Tidak Akan Muncul dalam 12 Bulan ke Depan
- Microsoft Investasi Rp49,1 Triliun di Inggris untuk Mendorong Pertumbuhan AI
- Misi Dogecoin ke Bulan Makin Dekat, DOGE-1 Dapat Izin dari NTIA
BEUC mengatakan kemungkinan besar data pengguna akan terus dikumpulkan dan digunakan untuk tujuan lain meskipun mereka memilih layanan baru ini. Mereka juga menentang "biaya langganan yang sangat tinggi untuk layanan tanpa iklan", yang dapat membatasi pengguna.
"Dengan harga ini, konsumen hanya akan menyetujui profil dan pelacakan Meta, yang persis yang diinginkan raksasa teknologi ini. Orang tidak seharusnya diminta membayar untuk melindungi privasi mereka," kata Pachl, dikutip VOI dari Reuters.
Layanan tanpa iklan ini dikenai biaya 9,99 euro (Rp160 ribu) per bulan untuk pengguna web dan 12,99 euro untuk pengguna iOS dan Android. Meta telah mengatakan bahwa harga ini sejalan dengan layanan premium YouTube milik Google dan Spotify serta dengan Netflix.