Nilai China Tengah Kewalahan Masalah Internal, Presiden Taiwan: Bukan Waktu yang Tepat Mempertimbangkan Invasi
JAKARTA - Presiden Tsai Ing-wen mengatakan otoritas China tengah kewalahan dengan masalah-masalah internal untuk mempertimbangkan invasi ke Taiwan.
China, yang memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, meningkatkan tekanan militer terhadap pulau tersebut selama empat tahun terakhir, menyebabkan kekhawatiran akan terjadinya konflik yang akan berdampak global.
Namun, Presiden Tsai, dalam transkrip wawancara New York Times DealBook Summit yang diterbitkan kantornya pada Hari Kamis mengatakan, China memiliki terlalu banyak masalah saat ini.
"Menurut saya, kepemimpinan Tiongkok pada saat ini kewalahan menghadapi tantangan-tantangan internalnya. Dan menurut saya, mungkin ini bukan waktu yang tepat bagi mereka untuk mempertimbangkan invasi besar-besaran ke Taiwan," ujarnya, melansir Reuters 30 November.
"Sebagian besar karena tantangan ekonomi dan keuangan serta politik internal, tetapi juga, komunitas internasional telah menyatakan dengan lantang dan jelas, bahwa perang bukanlah pilihan dan perdamaian serta stabilitas melayani kepentingan semua orang," sambungnya.
Presiden Tsai dan pemerintahannya telah berulang kali menyerukan pembicaraan dengan Tiongkok tetapi ditolak, karena Beijing memandang Presiden Tsai dan Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa sebagai separatis.
Presiden Tsai mengatakan hanya rakyat Taiwan yang bisa menentukan masa depan mereka.
Ditanya tentang komentar Presiden Tsai, Kementerian Pertahanan China mengatakan: "China pada akhirnya dan pasti akan bersatu kembali".
"Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorial Tiongkok dengan tegas," kata juru bicara kementerian Wu Qian dalam konferensi pers bulanan di Beijing.
Baca juga:
- Menlu Retno: Palestina Memiliki Hak untuk Merdeka, Jangan Tutup Mata atau Tinggal Diam
- PM Netanyahu Berniat Lanjutkan Perang, Menlu Retno: Saya Tidak Bisa Memahami Jika DK PBB Membiarkan Ancaman Ini
- Hari Terakhir Perpanjangan Gencatan Senjata, Israel-Hamas Bebaskan 16 Sandera dan 30 Tahanan
- Akui Pihaknya Gagal Soal Serangan Hamas dan Pastikan Ada Penyelidikan, Kepala Staf IDF: Sekarang Fokus Perang
Diketahui, Taiwan sedang menggelar kampanye untuk pemilihan presiden dan parlemen yang akan diadakan pada 13 Januari. Lai Ching-te dari DPP, yang saat ini menjabat sebagai wakil presiden, adalah kandidat terdepan untuk menjadi presiden Taiwan berikutnya menurut jajak pendapat.
Presiden Tsai mengatakan "bukan rahasia lagi" bahwa China berusaha ikut campur dalam Pemilu Taiwan.
"Tetapi saya pikir mereka mungkin tidak terlalu berhasil dalam upaya mempengaruhi pemilu di sini. Terutama karena ini adalah negara demokrasi dan masyarakat tahu bahwa mereka telah mengambil keputusan terbaik mengenai siapa yang akan menjadi pemimpin Taiwan berikutnya," jelas Presiden Tsai.