Fintech Clara Luncurkan Rekening Pembayaran di Brasil dengan Target Transaksi Rp19 Triliun pada 2024
JAKARTA - Fintech Clara, yang berbasis di Amerika Latin, mengumumkan peluncuran rekening pembayaran di Brasil yang diharapkan akan membantu mencapai transaksi senilai 6 miliar reais (Rp19 triliun) pada tahun 2024, demikian diumumkan oleh perusahaan tersebut pada Selasa, 28 November dengan mengincar negara dengan pertumbuhan di ekonomi terbesar di wilayah tersebut.
Clara, yang juga menyediakan kartu korporat dan solusi manajemen pengeluaran, mengatakan produk baru ini akan memungkinkan kliennya di Brasil untuk memperluas metode pembayaran mereka, menambahkan pembayaran dengan slip bank dan transfer elektronik express (TED) ke kartu kredit tradisional.
Perusahaan tersebut mengharapkan dapat lebih dari menggandakan jumlah klien yang dilayani di Brasil tahun depan dengan produk baru ini, serta berharap "mengambil bagian yang baik" dari pasar pembayaran bisnis ke bisnis dan menjadikan Brasil sebagai pasar terbesarnya.
Clara mengumumkan pada Agustus bahwa mereka akan memindahkan markas mereka dari Meksiko ke Brasil setelah memperoleh lisensi bank sentral untuk beroperasi sebagai lembaga pembayaran di sana, memungkinkan mereka meluncurkan 'Clara Conta'.
Langkah-langkah masa depan termasuk menawarkan deposit melalui sistem pembayaran instan populer Brasil, PIX.
Baca juga:
Kartu kredit Clara saat ini mencatatkan transaksi tahunan lebih dari 1 miliar reais hanya di Brasil, dan perusahaan tersebut mengatakan operasinya telah berkembang dua kali lipat setiap enam bulan.
"Saat ini, Brasil sudah memiliki tingkat pertumbuhan dua kali lipat lebih tinggi daripada Meksiko dalam hal volume transaksi," kata perusahaan tersebut, yang juga beroperasi di Kolombia dan memiliki Banco Votorantim dan operator pusat perbelanjaan BRMalls di antara kliennya.
Clara, yang didukung oleh investor seperti Monashees, GGV, dan Coatue, pada tahun 2021 bergabung dengan klub eksklusif kurang dari satu lusin unicorn Meksiko, atau startup yang dinilai lebih dari 1 miliar dolar AS (Rp15,4 triliun).