Rupiah Diproyeksi Menguat Usai Pengumuman Suku Bunga Acuan BI
JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada hari Jumat 24 November 2023 diperkirakan akan kembali menguat didorong sentimen internal dan eksternal.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Kamis 23 November, Kurs rupiah spot menguat tipis 0,14 persen ke Rp15.553 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jisdor melemah 0,06 persen secara harian ke level harga Rp15.593 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Jumat 24 November dalam rentang harga Rp15.520- Rp15.600 per dolar AS.
Dirinya menambahkan, indeks dolar kehilangan sekitar 0,2 persen di perdagangan hari sebelumnya, namun tetap menguat selama dua hari berturut-turut setelah data menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan turun lebih kecil dari perkiraan, yang mengindikasikan adanya ketahanan di pasar tenaga kerja dan menimbulkan ketidakpastian mengenai jalur suku bunga.
"Data tersebut didahului oleh sinyal yang agak hawkish dari risalah pertemuan Federal Reserve pada akhir bulan Oktober, yang menimbulkan ketidakpastian mengenai kapan bank sentral bermaksud untuk mulai memangkas suku bunga," Jelasnya dalam keterangan resminya Jumat 24 November.
Ibrahim menyampaikan Ketika The Fed mempertahankan prospek suku bunganya yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, para pedagang mengurangi beberapa spekulasi bahwa bank tersebut akan mulai memangkas suku bunganya paling lambat pada bulan Maret 2024.
Namun, sebagian besar pedagang bertaruh bahwa bank tersebut telah selesai menaikkan suku bunga, yang pada gilirannya membuat perdagangan dolar mendekati posisi terendah dalam tiga bulan. Tren ini memberikan dukungan terhadap mata uang Asia minggu ini.
Selain itu, Pasar juga mengamati langkah-langkah stimulus lebih lanjut dari pemerintah, karena Beijing terlihat mempersiapkan lebih banyak dukungan moneter untuk sektor properti yang sedang terpuruk.
Fokus saat ini tertuju pada data indeks manajer pembelian Tiongkok untuk bulan November, yang akan dirilis minggu depan, untuk mendapatkan lebih banyak isyarat mengenai perekonomian setelah serangkaian pembacaan yang lemah pada bulan Oktober.
Ibrahim menyampaikan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) memutuskan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate (BI7DRRR) tetap pada level 6 persen. Suku bunga Deposit Facility juga tetap 5,25 persen, begitu pun suku bunga Lending Facility pada level 6,75 persen.
Hal ini sejalan dengan mayoritas lembaga. Dari 13 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 instansi/lembaga memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 6,00 persen.
Suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen. Tiga lembaga memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis points (bps) menjadi 6,25 persen.
Menurut Ibrahim memasuki tahun politik, pemerintah akan tetap fokus membangun fondasi untuk mencapai status high income di tahun 2045. Fundamental Indonesia tidak akan berubah hanya karena faktor tahun politik.
Baca juga:
"Pemerintah akan tetap fokus membangun kualitas sumber daya manusia, dan membangun infrastruktur, sehingga produktivitas Indonesia bisa meningkat," Tuturnya.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah akan melakukan berbagai langkah yang sifatnya jangka pendek untuk stabilisasi. Langkah tersebut juga harus menjadi perhatian khusus untuk bisa tetap membangun fondasi tersebut.
Kemudian, sinkronisasi dan implementasi UU HKPD juga terus diperbaiki karena akan mulai berjalan akhir tahun ini dan tahun depan. Meskipun disebut tahun politik, tapi kita banyak pekerjaan yang sifatnya fondasi yang perlu diperkuat. Sementara APBN akan terus menjadi tools atau instrumen yang menjaga ekonomi dan masyarakat.