Pengaruh Musim Dingin pada Jarak Tempuh Kendaraan Listrik, Ini Datanya

JAKARTA - Musim dingin memberikan tantangan tersendiri bagi mobil listrik (EV), dan perusahaan startup pengumpul data dan kesehatan baterai, Recurrent, melakukan analisis terhadap 18 model EV di Amerika Serikat selama musim dingin 2022-2023.

Hasil yang baru-baru ini dipublikasikan, menunjukkan bahwa rata-rata jarak tempuh dari 10,000 EV dan 18 model menunjukkan rata-rata kisaran penurunan sekitar 30 persen jarak tempuh di musim dingin. Data ini juga mempertimbangkan variabel seperti iklim, medan, dan pola berkendara.

Penurunan jarak tempuh pada musim dingin terjadi karena suhu dingin dapat menghambat reaksi kimia dan fisik yang melepaskan energi dari baterai. Pemanasan kabin juga menggunakan energi dari baterai berdaya tinggi, yang menurunkan jarak tempuh. Namun, banyak EV saat ini dilengkapi dengan pompa panas yang mendaur ulang panas berlebih yang dihasilkan oleh baterai dan motor untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi hilangnya jarak tempuh.

Menurut Recurrent, dilansir dari InsideEvs, 19 November, penurunan jarak tempuh ini relatif terhadap jarak tempuh yang diperoleh oleh EV pada suhu ideal berkendara, suhu di mana model tertentu mencapai rata-rata jarak tempuh tertingginya.

(Dok. InsideEvs)

Menariknya, dalam analisis mereka, beberapa model EV menunjukkan penurunan jarak tempuh yang lebih kecil pada musim dingin.

Audi E-Tron. (Dok. Audi)

Salah satu yang mencolok adalah Audi E-Tron model tahun 2021-2022 yang, setelah direbadge sebagai Q8 E-Tron MY2023, memiliki penurunan jarak tempuh paling rendah pada musim dingin. Jarak tempuhnya hanya berkurang sebesar 16 persen dibandingkan dengan jarak tempuh normalnya. Model E-Tron menjadi salah satu EV awal yang dilengkapi dengan pompa panas, memungkinkan pemulihan hingga 3 kilowatt listrik dengan mengonversi panas yang terbuang dari motor.

Nissan Leaf 2019 juga menunjukkan penurunan jarak tempuh yang relatif kecil. Pada suhu 0 derajat Celsius, Leaf kehilangan 23 persen dari jarak tempuhnya. Hal ini patut diperhatikan bahwa model Leaf yang lebih lama lebih rentan terhadap suhu yang bervariasi karena manajemen termal pasif (seperti radiator) dibandingkan dengan model yang lebih baru yang dapat dilengkapi dengan pemanas baterai.

Tidak ketinggalan, manajemen termal Tesla juga menunjukkan kinerja yang mengesankan. Model 3, Model Y, dan Model X masing-masing kehilangan 24 persen jarak tempuh rata-rata pada musim dingin. Tesla memperkenalkan pompa panas patennya pada tahun 2021, yang tampaknya telah menggabungkan beberapa inovasi seperti "super manifold" dan "octo valve" untuk meningkatkan efisiensi pompa panas. Fitur-fitur seperti pemanasan baterai juga berkontribusi dalam mengurangi hilangnya jarak tempuh selama musim dingin.

Data Tesla berasal dari sampel yang sangat besar, dengan Recurrent menganalisis angka dari 4.375 Model Y, 4.576 Model 3, dan 249 Model X. Analisis ini memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana performa mobil listrik selama musim dingin dapat bervariasi berdasarkan desain dan teknologi manajemen termal yang diterapkan oleh setiap produsen.