Negara-negara Teluk Sepakati Penerapan Sistem Visa Turis Terpadu untuk Wisatawan
JAKARTA - Menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan dari berbagai belahan dunia, Kawasan Teluk menawarkan bentang alam, wisata budaya hingga ragam atraksi sarat teknologi yang memanjakan turis.
Terbaru, wisatawan yang berencana mendatangi kawasan ini akan semakin dimanjakan, dengan disepakatinya penerapan sistem visa turis terpadu oleh negara-negara yang tergabung dalam Dewa Kerja Sama Teluk (GCC).
Sistem visa mirip Schengen ini diumumkan oleh Menteri Dalam Negeri Oman Sayyed Hamoud bin Faisal Al Busaidi, dalam Pertemuan Menteri Dalam Negeri GCC di Oman.
Dengan sistem visa turis tunggal ini, nantinya perjalanan melintasi Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) akan menjadi lebih sederhana dan nyaman.
Sekretaris Jenderal GCC Jassim Al Budaiwi mengatakan, sistem ini diperkirakan akan beroperasi antara tahun 2024 - 2025, untuk mendorong pengalaman perjalanan yang lebih terintegrasi.
Al Budaiwi menegaskan, keputusan ini bukan sekedar administratif tetapi mencerminkan komitmen untuk memperkuat komunikasi dan koordinasi antar negara GCC.
Lebih jauh, proyek visa turis Teluk yang terpadu siap untuk menyederhanakan logistik perjalanan, menawarkan pengalaman yang lancar bagi penduduk dan wisatawan. Hal ini pada gilirannya diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap sektor perekonomian dan pariwisata di wilayah tersebut.
"Visa turis Teluk terpadu adalah sebuah proyek yang akan berkontribusi dalam memfasilitasi dan memperlancar pergerakan penduduk dan wisatawan di antara keenam negara GCC, tentunya akan berdampak positif pada sektor ekonomi dan pariwisata," terang Al Budaiwi seperti mengutip The Economic Times 10 November.
Penerapan inisiatif ini diharapkan dapat menjadikan kawasan Teluk siap menjadi tujuan wisata yang lebih menarik bagi wisatawan, mendorong kolaborasi dan konektivitas yang lebih besar di antara negara-negara anggota.
"Visa baru ini akan membuka pintu bagi wisatawan, memberi mereka akses ke enam negara di bawah satu visa turis terpadu, yang pada akhirnya mendorong sinergi ekonomi di seluruh kawasan Teluk," jelas Menteri Ekonomi UEA Abdulla bin Touq, dikutip dari The National News.
Baca juga:
- Jubir Gedung Putih Sebut Pihaknya Tidak akan Berbagi Informasi Intelijen Tentang Hamas dan RS Al Shifa
- Presiden Moldova Minta Maaf Usai Anjing Peliharaannya Gigit Presiden Austria saat Acara Kenegaraan
- WHO Sebut Pilihan untuk Lakukan Evakuasi Pasien dari RS Al-Shifa Gaza Terbatas
- Kepala HAM PBB Sebut Penyebaran Penyakit dan Kelaparan di Gaza Tidak Bisa Dihindari
Diketahui, sektor pariwisata Timur Tengah telah mencatat pemulihan pascapandemi, meskipun terdapat tantangan ekonomi global, menurut laporan penelitian HSBC pada Bulan Agustus.
Penerapan visa turis terpadu merupakan bagian integral dari strategi pariwisata GCC 2030, untuk meningkatkan kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian.
Ini juga bertujuan untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke negara-negara GCC menjadi 128,7 juta pengunjung pada tahun 2030. Angka ini naik dari 39,8 juta pengunjung pada tahun lalu, atau meningkat sebesar 136,6 persen dibandingkan tahun 2021.