Ahli Berpendapat Pembayaran Google kepada Apple dan Operator Seluler Bukan Penyalahgunaan Monopoli

JAKARTA -Pembayaran berjumlah miliaran dolar yang dilakukan Alphabet induk perusahaan Google kepada Apple, operator seluler, dan pihak lain adalah perilaku kompetitif yang normal dan bukan penyalahgunaan monopoli. Hal ini dikatakan seorang ahli yang dihadirkan oleh Google dalam sidang antitrust yang sangat penting pada Senin, 13 November.

Dalam persidangan minggu terakhir, Kevin Murphy, yang mengajar di University of Chicago Booth School of Business, berpendapat bahwa Apple dan pihak lain memainkan Google dan Microsoft, yang memiliki mesin pencari Bing, satu sama lain untuk memenangkan pembayaran besar dari Google.

Pemerintah, yang telah mengajukan empat gugatan antitrust besar terhadap tiga perusahaan Big Tech sejak tahun 2020, menuduh Google membayar miliaran dolar - 26,3 miliar dolar AS (Rp412,4 triliun) pada tahun 2021 - untuk memastikan bahwa mesin pencariannya menjadi default di ponsel pintar dan peramban serta untuk menjaga pangsa pasarnya tetap tinggi. Pemerintah berpendapat bahwa pembayaran tersebut merupakan penyalahgunaan monopoli.

"Pembayaran yang dilakukan Google mencerminkan adanya persaingan," ujar Murphy.

Murphy juga berpendapat bahwa pembayaran kepada pembuat perangkat dan pihak lain seringkali diteruskan kepada pengguna dalam bentuk ponsel yang lebih murah atau paket data yang lebih baik.

Selain itu, Murphy berpendapat bahwa meski Microsoft memiliki hampir semua default browser yang diinstal pada awal tahun 2010-an, mesin pencari Bing-nya hanya mendapatkan 15% dari permintaan pencarian.

Dia mengatakan bahwa ada "sejumlah kebenaran" dalam argumen bahwa mengubah default pada perangkat mungkin kompleks untuk sebagian orang, tetapi orang-orang yang sama seringkali mengatasi kesulitan tersebut dengan beralih ke browser lain atau cara lain untuk mengatasi masalah tersebut.