Pemkot Tanjungpinang Telusuri Penyebab Sumur Warga Tercemar Minyak Hitam Pekat
TANJUNGPINANG - Pemkot Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menelusuri penyebab sumur sejumlah rumah warga tercemar limbah minyak di Gang Nila, Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Tanjungpinang Barat.
Kepala DLH Tanjungpinang, Riono, mengatakan, pihaknya menerima laporan seorang warga, Handoko, yang sumur rumahnya tercemar minyak pada tanggal 28 Oktober 2023.
"Saat itu, kita langsung turun ke lokasi kejadian yang dilaporkan, yaitu rumah Pak Handoko," kata Riono dikutip ANTARA, Selasa, 7 November.
Riono mengakui tim DLH Tanjungpinang telah mengambil sampel air sumur bercampur minyak di rumah Handoko. Dari hasil pengamatan, warnanya memang pekat dan berbau khas BBM.
Namun demikian, Riono belum dapat menyimpulkan jenis minyak tersebut karena harus dicek di laboratorium. Lebih kurang ada sembilan rumah warga yang air sumurnya bercampur minyak, ditambah masjid dan sumur umum di sekitar perumahan Gang Nila.
"Tapi paling parah di rumah Pak Handoko, warna airnya pekat dan berbau BBM. Kalau rumah warga lainnya cuma airnya yang berbau BBM, tapi warnanya biasa saja," katanya.
Selain itu, kata Riono, pihaknya juga sempat melakukan penyisiran terhadap lokasi di seputar titik pengaduan warga Gang Nila guna mengecek apakah ada dugaan oknum yang menjalankan usaha BBM ilegal. Tapi setelah dicek, ternyata tak ada.
Pihaknya pun belum bisa memastikan terhadap dugaan kebocoran tangki BBM di SPBU PT. Bintan Anugerah Bersama (BAB) yang berada tak jauh dari lokasi rumah warga tercemar limbah minyak tersebut.
"Perlu langkah dan sinergi dengan semua pihak terkait untuk mengecek kandungan termasuk asal usul BBM itu," ucap Riono.
Rapat internal dan rapat lintas sektoral termasuk melibatkan pihak SPBU PT. BAB dan PT Pertamina sudah digelar untuk membahas pencemaran limbah minyak di sumur warga Gang Nila.
Dari rapat itu, dihasilkan beberapa kesepakatan antara lain akan dilakukan pengukuran bersama isi volume BBM di SPBU PT. BAB pada malam hari, di mana semua tangki akan diisi penuh BBM lalu disegel hingga pagi hari.
"Besok paginya segel itu dibuka lagi yang ikut disaksikan warga. Kita akan melihat apakah volume BBM berkurang atau tidak, kalau berkurang kemungkinan ada indikasi kebocoran tangki di SPBU PT. BAB," ujar Riono.
Kemudian, akan dibuat sumur pantau di luar bunker atau tempat penyimpanan tangki BBM yang ada di SPBU PT. BAB. Sehingga, apabila ada kebocoran pasti akan terlihat.
Selanjutnya, Pertamina akan memfasilitasi pengujian kualitas air sumur warga di Gang Nila. Termasuk kandungan BBM yang mencemari rumah warga di sekitarnya.
"Karena labor DLH terbatas, maka Pertamina siap membantu pengujian air dan minyak, apalagi pengujiannya dilakukan di Bintan yang relatif dekat dan berada satu daratan," ucap Riono.
Ketua RT03/RW14, Kelurahan Tanjungpinang Barat, Hendra Kusuma, menyatakan kejadian sumur warga tercemar limbah BBM itu pertama kali terjadi pada tahun 2018.
Warga sempat menduga pencemaran itu akibat kebocoran tangki SPBU PT. BAB di Jalan Soekarno Hatta yang jaraknya sekitar 130 meter dari rumah warga sekitarnya. Lalu peristiwa itu, juga dilaporkan kepada DLH Tanjungpinang.
"Saat itu DLH dan SPBU mengecek ke lapangan, tapi kata mereka tak ada terjadi kebocoran tangki BBM," ujar Hendra.
Hendra mengatakan sekitar sepekan terakhir, pencemaran limbah minyak di sumur warga Gang Nila kembali terjadi. Bahkan kondisinya lebih parah dibanding 2018 yang cuma beraroma minyak, karena saat ini air sumur warga sudah berwarna campuran biru dan hitam pekat.
Baca juga:
- MKMK Putuskan Saldi Isra Tak Langgar Etik karena Beda Pendapat Tapi Tetap Disanksi Teguran
- Ketua MKMK Jimly Minta Putusan Sidang Etik Diterima Meski Tak Puaskan Semua Pihak
- Tanggapi Utut Adianto, Panglima TNI: Nggak Mungkinlah Presiden Perintahkan Melanggar Hukum
- Ganjar Singgung Anak Muda Maunya yang Instan: Masuk Partai Ogah Tapi Tertarik Jadi Bupati hingga Gubernur
Bahkan, menurut Hendra, air yang sudah tercemar minyak itu langsung terbakar jika tersulut api. Sehingga ini juga yang menjadi kekhawatiran warga setempat akan terjadinya kebakaran, terlebih kawasan itu padat pemukiman penduduk.
Air itu tetap digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari dengan cara disaring dulu, namun aromanya tetap tak bisa hilang.
"Untuk mandi masih bisa. Tapi kalau untuk diminum, warga lebih memilih beli air bersih," ungkap Hendra.
Karena itu, Hendra berharap Pemkot Tanjungpinang dapat mensuplai kebutuhan air bersih bagi warga Gang Nila imbas pencemaran minyak di sumur warga setempat.
Ia mewakili warga pun meminta pemkot maksimal dalam menangani masalah pencemaran minyak ini agar jangan sampai terjadi berulang kali.
"Semoga dalam waktu dekat sudah ada hasil, dari mana limbah minyak di sumur warga itu berasal," ucap Hendra.