Apa Itu Tuning Sound yang Ada Pada Mobil
YOGYAKARTA - Mengendarai mobil sambil menikmati irama musik emang syahdu banget, ditambah jika ada tuning soundnya. Lantas apa itu tuning sound?
Pastinya bakal lebih nyaman lagi bila mobil dilengkapi dengan sistem audio yang memanjakan kuping. Sebelumnya Kelvin yang merupakan audio installer dari iCE Audioworks membagikan panduan dasar mengenai komponen-komponen berarti buat dicermati dalam car audio. Saat ini Kelvin kembali membagikan cara dasar buat mengaplikasikan tuning audio.
Apa Itu Tuning Sound
Tuning audio atau tuning sound ialah penyesuaian tanggapan yang seragam pada wilayah dengar, dengan minimum distorsi, kejelasan maksimum serta penggambaran suara natural terbaik. Pada proses tuning audio, bakal digunakan Pink Noise ialah energi akustik yang didistribusikan seragam bersumber pada oktaf ke seluruh spektrum audio. Kisaran pendengaran manusia sendiri terletak di rentang 20 Hz hingga 20 kHz. Pink Noise ini mempunyai kepadatan spektral energi yang sama, suara dalam pita oktaf didengar manusia sebab desain telinganya. Ini ialah sebab Audio Tuner memakai Pink Noise buat memeriksa tanggapan frekuensi di sistem audio.
Saat sebelum mengaplikasikan tuning audio, ayo siapkan terlebih dulu alat-alat yang bakal digunakan buat tuning. Berikut ini merupakan sebagian perlengkapan yang bakal digunakan:
- Phase Checker
- Alat-alat pengukuran yang mencakup RTA dan mikrofon terkalibrasi
- Pink Noise Uncorrelated (Stereo)
- Software DSP ( jika menggunakan DSP Eksternal)
Sehabis semua perlengkapan lengkap, ayo ikuti langkah- langkah pengaturan serta penyesuaian di tiap- tiap bagian berikut ini:
1. Crossover
Pengaturan crossover, wajib diawali dengan volume 0 ataupun mute. Perihal ini dicoba buat menghindari kerusakan akibat melampaui kemampuan speaker. Sedangkan pihak importir tidak membagikan garansi kerusakan atas kerusakan tersebut, terutama pada tweeter. Pengaturan bakal dicoba pada rentang frekuensi berikut ini.
- HPF : High Pass Filter yaitu filter yang hanya dilewati frekuensi tinggi. Filter ini dibutuhkan pada Tweeter dengan batas minimum ditentukan pada nilai 5.000 Hz, dengan slope 12 dB.
- LPF : Low Pass Filter yaitu filter yang hanya dilewati frekuensi rendah.
- BPF : Band Pass Filter (kombinasi dari HPF dan LPF) adalah filter yang melewatkan rentang frekuensi tertentu dan tak melewatkan di batas tersebut. Filter ini dibutuhkan oleh MidBass Range. Nilai crossover yang biasa dilakukan Kelvin dimulai pada HPF 60 Hz/12 dB dan LPF 2500 Hz/12 dB.
Kelvin pula membagikan rekomendasi nilai awal crossover secara aktif, ialah selaku berikut:
- Tweeter : HPF 3000 Hz/12 dB sampai 8000 Hz/12 dB
- Fullrange 2 inci - 2,5 inci: HPF 800 Hz/12 dB – 2500 Hz/12 dB
- Fullrange 3 inci – 3,5 inci: HPF 200 Hz/12dB – 500 Hz / 12 dB
- MidBass 6,5 inci – 7 inci: HPF 60 Hz/12 dB – 80 Hz/12 dB dan LPF 2000 Hz/12 dB - 3150 Hz/12 dB (konfigurasi 2-way dengan tweeter)
- Subwoofer : LPF 40 Hz – 60 Hz/12 dB atau 24 dB
2. Polarity Check
Cocok dengan namanya, file Polarity Check digunakan buat mengecek polaritas. Pemakaian file ini dapat dicoba dengan menyimpannya di CD ataupun flashdisk buat dipasang ke sistem audio. Pengecekan ini wajib dicoba satu per satu pada tiap driver. Triknya yakni dengan mengaplikasikan Mute di seluruh channel, kemudian nyalakan driver satu per satu serta yakinkan seluruh Polarity benar. Ciri kalau Polarity benar yakni Speaker bergerak ke depan 2 kali (LED hijau) serta ke belakang sekali( LED merah). File Polarity Check ini dapat diunduh secara free di internet.
3. Equalizer
Seperti telah disinggung lebih dahulu buat mengecek tanggapan frekuensi sesuatu sistem audio diperlukan Pink Noise. Pada tuning audio ini digunakan file Uncorrelated Pink Noise ataupun Stereo Pink Noise yang dapat ditaruh memakai media CD ataupun flashdisk. Masukkan CD ataupun pasang flashdisk tersebut serta siapkan perlengkapan pengukuran ataupun mikrofon yang telah dikalibrasi. Jalani mute pada seluruh channel serta nyalakan channel bergiliran, misalnya channel 2 ataupun channel tweeter sebelah kanan terlebih dulu.
Lakukan Equalization (EQ) ini hingga menggapai sasaran Basic Response. Sehabis proses pada tweeter kanan selesai
lanjutkan proses yang sama pada tweeter kiri. Jangan lupa lakukan mute tweeter kanan terlebih dahulu, kemudian nyalakan tweeter kiri. Samakan responnya dengan tweeter kanan yang telah di-EQ tadi.
Proses ini pula dicoba pada MidBass, serta seluruhnya dicoba satu per satu. Upayakan respon kiri serta kanan minimum 90% persamaannya ataupun nyaris sama. Hendaknya tidak dilakukan boost buat zona 1000 Hz- 6300 Hz.
Sehabis proses EQ berakhir dengan sasaran basic frequency response ataupun tanggapan frekuensi dasar, nyalakan tweeter serta midbass bagian kanan. Amati responnya apakah terjadi cancelation (frekuensi tidak ingin menjumlah), buat menanggulangi perihal ini yakni dengan membalik polaritas hingga 180 derajat. Bila frekuensi telah saling mengisi, jalani perihal yang sama pada tweeter sebelah kiri.
4. Time Alignment
Metode menentukan penyelarasan waktu ataupun Time Alignment (TA) yakni dengan mengukur jarak tiap-tiap driver. Contohnya yakni tweeter kanan 100 cm, tweeter kiri 150 cm, midbass kanan 50 cm serta midbass kiri 200 cm. Jarak driver terjauh bakal jadi driver acuan ataupun nilai jarak awal yang bakal dikurangi jarak tiap driver. Pada contoh ini midbass kiri dengan jarak 200 cm jadi driver acuan penghitungan. Rumus penghitungan TA buat tiap driver yakni jarak driver dengan driver acuan dibagi 34, 3.
Bersumber pada jarak pada contoh nya digunakan hingga berikut ini merupakan nilai TA buat tiap- tiap driver:
- TA midbass kiri = 0 ms (milidetik) karena mempunyai nilai jarak ukur paling jauh (200 cm)
- TA tweeter kiri = midbass kiri (200 cm) - tweeter kiri (150 cm)/34,3 = 50 cm/34,3 = 1,45 milidetik
- TA tweeter kanan = midbass kiri (200 cm) - tweeter kanan (100 cm)/34,3 = 100 cm/34,3 = 2,9 milidetik
- TA midbass kanan = midbass kiri (200 cm) - midbass kanan (50 cm)/34,3 = 150 cm/34,3 = 4,3 milidetik
Sehabis memasukkan nilai TA, lakukan muta pada midbass kiri serta kanan. Siapkan CD Phase Check dengan suara vokal “My Voice is in Phase and My Voice is Out of Phase”. Dengarkan suara tweeter, apakah sudah berada di center. Bila belum, kurangi ataupun tambahkan nilai TA tweeter kanan hingga terdengar solid di center. Nah saat ini coba nyalakan seluruh driver tidak hanya subwoofer. Bila suara center telah tercapai cukup baik, maka proses tuning dasar sukses dilalui.
Jadi setelah mengetahui apa itu tuning sound, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!,