Fenomena K-pop yang Patahkan Stigma Fesyen Cuma Milik Brand Ambassador
JAKARTA - Fenomena hallyu wave terus menyebar. Selain merambah kalangan masyarakat awam, juga menginvasi lini busana kelas dunia.
Fesyen dan Korean pop atau K-pop menjadi sebuah kesatuan. Pasalnya, industri K-pop sangat mengandalkan visual dan konsep; fesyen pun menjadi salah satu ciri khasnya. Setiap grup atau musisi, memiliki identitas dalam berpakaian.
Meskipun K-pop sudah menjadi genre mainstream, mereka masih perlu menampilkan visual lebih baik untuk bersaing dengan artis Barat. Tidak cukup cuma punya lagu bagus, pandai mempresentasi diri juga tidak kalah penting.
Grup K-pop generasi kedua, 2NE1 menjadi salah satu perintis pentingnya memperhatikan fesyen ketika tampil. Di saat grup sebaya mereka mengenakan pakaian bernuansa ceria dan berwarna cerah, 2NE1 hadir berbeda dengan tabrak warna ala harajuku dari Jepang.
Konsep mereka disebut "ganas, berani, dan edgy". Tetapi, sekarang, bukanlah hal baru melihat idola K-pop memakai koleksi fesyen internasional seperti Chanel, Gucci, Prada, Givenchy, dan lainnya.
Layaknya Model
Bandara adalah salah satu tempat yang paling sering menghadirkan gaya berbusana idola K-pop. Mulai dari melakukan tur keluar negeri atau sekadar penerbangan ke provinsi lain idola K-pop memperoleh atensi besar ketika berjalan di bandara dengan pakaian yang dikenakan.
Faktanya, apa yang dikenakan idola K-pop tidak semuanya barang milik pribadi. Penata gaya mereka berkontribusi besar dalam menciptakan identitas fesyen idola K-pop. Karena itu, tidak jarang penata gaya sering ikut pergi dengan idola K-pop untuk memastikan para bintang ini mendapat pakaian yang cocok dengan identitas mereka.
Alasan brand fesyen menyeponsori idola K-pop juga agar mendapat atensi besar dari masyarakat. Misalnya, setiap anggota BLACKPINK; Jennie, Rose, Lisa, dan Jisoo bekerja sama dengan empat brand berbeda.
Jennie dengan Channel, Rose dengan Yves Saint Laurent, Lisa dengan Celine, serta Jisoo dengan Dior. Karena kerja sama ini, mereka selalu tampil mengenakan pakaian dan aksesoris dari brand mewah tersebut.
Namun, untuk beberapa kasus tertentu, ada yang akhirnya menjalin hubungan lebih dari sekadar kerja sama dengan brand fesyen. Penyanyi CL bersahabat dengan desainer Alexander Wang. Begitu juga dengan G-Dragon dari BIGBANG yang berteman dengan desainer Chanel, Karl Lagerfeld, sehingga pelantun Crooked ini menjadi tamu tetap acara peragaan busana Chanel.
G-Dragon juga menjadi artis Korea pertama yang bekerja sama dengan Nike untuk merilis kolaborasi sepatu Air Force 1.
Tidak berhenti di situ, Mino dari grup WINNER berjalan dalam peragaan busana Paris Fashion Week 2019 untuk Louis Vuitton. Virgil Abloh, desainer Louis Vuitton yang memilih Mino secara langsung.
Baca juga:
Warna Sendiri
Tidak ada tempat yang lebih baik untuk mengekspresikan gaya berpakaian selain media sosial. Dengan jutaan penggemar, apapun yang dikenakan idola K-pop selalu membawa pengaruh positif - fesyen salah satunya.
Salah satu contohnya, Kai dari grup EXO sebagai wajah Gucci mengenakan pakaian mewah saat berada di bandara. Penggemar mendapati Kai memakai jaket plaid Gucci-nya tercatat seharga 3,8 juta won sedangkan tasnya 2,55 juta won. Dalam sekejap, kedua barang itu sudah terjual habis saat penggemar membuka situs resmi kedua brand.
Tahun 2019, beberapa hari setelah dinobatkan sebagai wajah (duta) Gucci, Kai memakai seluruh barang dari Gucci saat berada di bandara. Tetapi salah satu yang menarik perhatian adalah cincin Gucci Friendship.
Saat penggemar mengetahui harganya 250 dolar AS, penggemar mulai membeli cincin tersebut dan memamerkan di media sosial. Sebagai brand ambassador, Kai tidak hanya dinilai sebagai representasi yang baik namun juga berhasil membawa nama Gucci dalam sisi positif.
Jauh sebelum menjadi wajah Gucci, penggemar tahu, Kai adalah anggota EXO yang fashionable. Dengan visual dan postur tubuh yang ideal, Kai berhasil mengenakan berbagai pakaian tanpa memandang gender seperti crop top dan handbag wanita.
“Ada cinta yang besar di Twitter dan Insta untuk Kai dan mudah melihat alasannya. Menjadi yang paling stylish dari para sensasi K-pop, anggota EXO termuda ini memiliki ‘warna’ yang hanya bisa dicapai oleh beberapa orang setaranya. Menurut saya, dia (Kai) mengenakan Gucci lebih baik dari pada Harry Styles dan Jared Leto, dan ini menandakan sesuatu,” kata Teo van den Broeke dari British GQ saat menobatkan Kai sebagai Best Dressed Men 2020.
Media sosial boleh saja menjadi penandanya, tetapi seperti diutarakan Broeke, seseorang perlu memiliki ‘warna’ mereka agar berpadu dengan brand fesyen. Ketika seorang idola K-pop dipilih menjadi brand ambassador, popularitas bukan cuma jadi alasan melainkan dampak mereka dalam industri juga perlu diperlihatkan.
Tidak terhitung berapa banyak idola K-pop yang mendapat undangan untuk menghadiri acara fesyen kelas dunia. Lisa BLACKPINK mendapat kursi di barisan terdepan dalam pagelaran Prada di Milan Fashion Week. Kehadirannya menjadi kehebohan di internet karena duduk sejajar dengan Chiara Ferragni dan Yoyo Cao.
Lucas NCT terlihat dalam pagelaran Burberry SS20 di London Fashion Week, Jennie BLACKPINK di Channel, ITZY di Louis Vuitton Cruise Show 2019, Sehun EXO di pagelaran Louis Vuitton tahun 2017 dan 2018, Minhyun NU’EST di Moncler tahun 2019, dan daftar itu terus bergulir.
Media Sosial
Setiap kali berita seorang idola K-pop berkaitan dengan brand fesyen, di situlah antusiasme penggemar berada. Rasa bangga penggemar karena pengakuan dunia internasional terwujud dalam dukungan tagar di media sosial.
Antusiasme itu juga terlihat dengan banyaknya blog fesyen yang didedikasikan untuk para penggemar fesyen K-pop untuk mengetahui apa saja brand yang dikenakan idola dengan harganya. Di antaranya ada BTS Fashion, EXO Couture, Soshi Styling, dan lainnya.
Dengan besarnya respons dunia maya, idola K-pop mulai menjadi prioritas brand fesyen. Tengok saja unggahan idola K-pop yang tidak jarang menerima hadiah atau mendapat kesempatan untuk mencoba koleksi baru sebuah brand.
Hubungan antara K-pop dan dunia fesyen tidak selalu atas dasar bisnis. Ada kalanya mereka menciptakan pertemanan. G-Dragon misalnya. Dia diketahui berteman dengan sejumlah nama besar dari industri tersebut. Selain Karl Lagerfeld yang disebutkan sebelumnya, ia juga dekat dengan Terry Richardson dan DRx Romanelli.
Berkat mereka, K-pop memengaruhi industri fesyen untuk beberapa hal. Mereka juga berhasil mematahkan stigma bahwa fesyen adalah untuk mereka yang terpilih sebagai brand ambassador. Ya, fesyen adalah untuk semua orang.