Toyota Buka Jalur Baru Menuju Mobilitas Ramah Lingkungan di Asia
JAKARTA - Toyota, produsen otomotif terbesar di dunia tengah bersiap menyambut era mobilitas masa depan yang lebih ramah lingkungan. Tidak hanya bergantung pada listrik sepenuhnya, pabrikan mobil asal Jepang ini memilih jalur lebih beragam dan inovatif.
Dalam upaya untuk mengurangi dampak karbon, Toyota telah merancang strategi untuk memperkenalkan kendaraan ramah lingkungan di Asia. Mereka menargetkan bahwa pada tahun 2030, sekitar 20-30 persen dari penjualan mobil mereka di Benua Kuning akan diisi oleh kendaraan listrik (EV). Meskipun angka ini akan bervariasi di berbagai negara, dengan Thailand diperkirakan akan memiliki EV kurang dari 25 persen karena keterbatasan infrastruktur.
Hao Quoc Tien, Presiden Toyota Motor Asia Pacific (TMAP), menegaskan bahwa meskipun fokus pada EV, Toyota tetap memegang prinsip bahwa pengurangan karbon bisa dicapai melalui berbagai metode.
"Jika kita mampu menjual 30 persen mobil listrik di Asia, kita masih bisa mencapai target netralitas karbon dengan menyisakan 70 persen lainnya," kata Hao, dilansir dari Paultan, Selasa, 24 Oktober.
Toyota saat ini sedang mengupayakan pengurangan emisi melalui berbagai teknologi untuk 70 persen mobil non-EV, strategi yang mereka sebut sebagai pendekatan multi-jalur yang berkelanjutan. Mereka yakin bahwa setiap teknologi memiliki peran kunci dalam menekan emisi.
"Mungkin dalam beberapa dekade ke depan, persentase kendaraan listrik akan meningkat, dan itu seharusnya begitu. Namun, pertanyaannya adalah apa yang akan kita lakukan dari sekarang hingga masa depan?" tegasnya.
Baca juga:
Toyota telah menghadirkan berbagai teknologi di pasar Asia, termasuk mesin ICE, bahan bakar nabati (CNG), Hybrid Electric Vehicle (HEV), Plug-In Hybrid (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), dan Fuel-Cell Electric Vehicle (FCEV).
Dalam lini produknya, Toyota telah meluncurkan serangkaian mobil berteknologi HEV seperti CH-R Hybrid, Camry HEV, Yaris Cross HEV, dan Kijang Innova Zenix HEV. Mereka juga telah memperkenalkan bZ4X sebagai langkah awal dalam segmen BEV, sementara Mirai menjadi satu-satunya mobil FCEV Toyota yang dijual di pasar AS, Jepang, dan Eropa.