Rupiah Hampir Sentuh Rp16.000 per Dolar AS, Apindo Beberkan Dampaknya

JAKARTA - Pergerakan Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih berpotensi melanjutkan pelemahan. Bahkan, sempat hampir menyentuh Rp16.000 per dolar AS.

Diketahui, berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 0,38 persen ke level Rp15.933 per dolar AS pada perdagangan Senin, 23 Oktober.

Menurut kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indoesia, nilai tukar rupiah berada di angka Rp15.943 melemah dari Rp 15.856 pada hari perdagangan sebelumnya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, bahwa hal ini juga berdampak terhadap para pengusaha di Indonesia.

Sebab, ketika rupiah melemah, pemerintah otomatis menaikkan suku bunga acuan, yang mana hal tersebut memberikan dampak bagi pengusaha tersebut.

"Ya, sudah pasti berdampak. Makanya, kami ngerti kenapa pemerintah harus naikkan suku bunga supaya pelemahan rupiahnya (nggak parah), tapi jelas berdampak banget, apalagi bahan baku kami, kan, 70 persen masih impor, jadi sudah pasti kena (dampak)," kata Shinta usai ditemui dalam acara US-Indonesia Investment Summit 2023 di Hotel Mandarin Oriental Jakarta, Selasa, 24 Oktober.

Shinta pun tak menampik bahwa pelemahan rupiah juga akan berdampak besar bagi konsumen.

"Masalahnya, kan, konsumen kami juga daya belinya terbatas, enggak bisa kami asal transfer pricing ke konsumen, enggak semua bisa begitu. Kami kan juga baru ada kenaikan di tahun baru, jadi nggak mungkin bisa terus menerus naiknya," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Shinta, pihaknya ingin mengajak pemerintah untuk tetap bersama-sama menjaga hal tersebut agar pelemahan rupiah tak terus terjadi.

"Semua kondisi ini bukan yang diharapkan oleh pemerintah juga, ini karena kondisi global. Jadi, ya harus ada pemeliharaan kontrol saja. Harapan kami, suku bunganya tak terus menerus naik dan jangan sampai terlalu banyak kepada suku bunga pinjaman, itu kan yang jadi masalah," pungkasnya.