JAKARTA - Nilai tukar rupiah semakin lemas menghadapi dolar Amerika Serikat (AS), imbas kekhawatiran terhadap sebaran wabah virus corona atau COVID-19. Senin 23 Maret siang ini, rupiah terpantau sudah menyentuh level Rp16.550 per dolar AS.
Rupiah melemah 3,70 persen atau 590 poin dibandingkan dengan penutupan Jumat 20 Maret yang di level Rp15.960 per dolar AS.
Rupiah semakin mendekati rekor terburuknya sepanjang masa yang sebelumnya dicetak pada 17 Juni 1998, yakni di level Rp16.650 per dolar AS.
Sepanjang tahun ini pun, mata uang Garuda tersebut sudah anjlok 19,35 persen. Mengingat pada 31 Desember 2019 lalu, rupiah masih tenang di posisi Rp13.866 per dolar AS.
Hingga saat ini, rupiah masih dalam tekanan dari penyebaran virus corona. Di sisi lain, rupiah juga di hadang oleh defisit transaksi berjalan yang masih menghantui.
BI menyatakan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar.
"Untuk itu, Bank Indonesia terus meningkatkan intensitas stabilisasi di pasar DNDF (Domestic Non Deliverable Forward), pasar spot, dan pembelian SBN (Surat Berharga Negara) dari pasar sekunder,” ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo pekan lalu.